Mohon tunggu...
Rido Adyasfa
Rido Adyasfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Airlangga

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki minat tinggi di pengembangan karakter dan diri. Mencari ilmu merupakan motivasi utama saya dalam melakukan banyak hal karena hal inilah yang dapat membuat saya berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bagaimana agar Tidak Tergantikan oleh AI?

29 November 2024   20:45 Diperbarui: 29 November 2024   20:45 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Dalam era digital saat ini, Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu topik paling hangat dibicarakan. AI bukanlah sebuah fenomena baru, namun perkembangannya sangat cepat sehingga semakin banyak orang mulai khawatir bahwa mereka akan digantikan oleh mesin pintar ini. Namun, perlu dipahami bahwa AI bukanlah musuh manusia melainkan sebuah alat yang dirancang untuk membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam berbagai bidang.

Pertama-tama, mari kita lihat sisi positif dari AI. Dengan kemampuan analitis yang tinggi, AI dapat melakukan banyak tugas yang dulunya hanya dapat dilakukan manusia. Contohnya, AI sudah banyak digunakan dalam bidang medis untuk diagnosis penyakit, dalam bisnis untuk analisa data pasar, hingga dalam industri otomotif untuk desain mobil lebih efisien. Namun, meskipun begitu, kita masih bisa mengoptimalkan penggunaan AI tanpa takut digantikan.

Salah satu cara agar tidak tergantikan oleh AI adalah dengan memahami apa itu AI dan bagaimana ia bekerja. AI bukanlah sebuah entitas hidup yang dapat berpikir sama seperti manusia, melainkan sebuah sistem yang dibuat untuk melakukan tugas-tugas tertentu berdasarkan data yang tersedia. Oleh karena itu, jika kita memiliki kemampuan untuk mengolah data dan membuat keputusan yang cerdas, maka kita tidak perlu khawatir tentang digantikan.

Selain itu, penting untuk menguasai cara menggunakan AI daripada menolak mentah-mentah teknologi ini. Contohnya, dalam pekerjaan administratif, AI dapat membantu dalam pengolah dokumen, manajemen email, dan analisa data keuangan. Dengan demikian, manusia dapat fokus pada tugas-tugas strategis yang memerlukan kreativitas dan intuisi.

Selanjutnya, kita harus belajar bagaimana mengoptimalkan kerjasama antara manusia dan AI. Misalnya, dalam desain grafis, AI dapat membantu dalam proses editing foto dan video, namun masih memerlukan input dari manusia untuk menyesuaikan gaya dan tema yang diinginkan. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan kelebihan masing-masing dan menciptakan hasil yang lebih baik bersama-sama.

Pandangan negatif terhadap AI sering kali didorong oleh ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, perlu diingat bahwa evolusi teknologi tidak pernah berarti penghapusan posisi manusia secara keseluruhan. Bahkan, banyak kasus di mana AI telah menciptakan lapangan kerja baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Misalnya, dalam industri otomatisasi, AI telah menciptakan peluang baru bagi para insinyur dan programmer untuk mengembangkan sistem pintar yang dapat mengontrol robot dan drone. Demikian pula, dalam edutech, AI telah membantu guru-guru dalam menciptakan materi pembelajaran yang lebih interaktif dan personalisasi.

Terakhir, mari kita lihat contoh-contoh nyata di mana manusia berhasil mengadaptasi dengan kemunculan AI tanpa kehilangan posisinya. Contohnya, dokter-dokter yang belajar menggunakan sistem diagnosis medis berbasis AI untuk meningkatkan akurasi diagnosa penyakit. Atau bahkan wartawan yang menggunakan teknologi AI untuk analisa data news dan membuat liputan yang lebih cepat dan akurat.

Dalam kesimpulan, kita harus memandang AI bukan sebagai musuh melainkan sebagai alat yang dapat memudahkan kita dalam mengerjakan pekerjaan kita. Oleh karena itu, mari kita belajar mengoptimalkan penggunaan AI daripada menolak mentah-mentah teknologi ini. Dengan demikian, kita dapat tetap relevan dan maju bersamaan dengan perkembangan teknologi modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun