"BBM Naik sama dengan rakyatnya jadi pada miskin kita disuruh ngirit-ngirit DPR minta naik gaji oya" lirik lagu Slank ini memang suara terdalam dari seorang musisi untuk mengkritiki pemerintah yang terus-terusan menaikan harga bahan bakar minyak.
Namun disisi lain perintahan saat ini juga membutuhkan dana besar untuk membangun infrastruktur, kesehatan gratis, pemdidikan gratis, dan kehidupan layak bagi orang yang kurang mampu. Namun apalah daya pemerintah tetap dipojokan karena kebijakan kurang populer ini. Dianggap pemerintahan saat ini tidak memikirkan rakyat kecil dengan mencekiknya harga-harga yang semakin naik imbas dari kenaikan BBM.
Tapi coba kita sejenak menggunakan akal sehat kita untuk berfikir yang jernih. Sebenarnya subsidi yang sangat besar itu sebenarnya siapa yang menikmati. Mari kita kalkulasi bersama dengan sesuatu yang sederhana saja.
BBM Non subsidi : 10.500
BBM Subsidi : 8.500
Subsidi Pemerintah : 2000
Motor isi BBM : 4 liter = 34.000 (pengguna menengah ke bawah/miskin)
pemerintah memberikan subsidi : 8.000,-
Mobil isi BBM : 50 liter = 425.000 (pengguna menengah ke atas/kaya)
pemerintah memberikan subsidi : 100.000,-
Jadi siapa yang lebih merasakan subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah. Kalau memang kebijakan pengalihan subsidi BBM itu memberatkan rakyat kecil, tapi kenyataannya dilapangan yang menikmati justru mereka yang mempunyai tangki pengisian BBM di kendaraan dengan kapasitas besar.
Mudah-mudah pengalihan subsidi BBM ini tidak disalahgunakan oleh pengampu kebijakan. Jangan sampai malah semakin merajalelanya para koruptor. Semangat! (/rdl)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H