Mohon tunggu...
Ridhwan EY Kulainiy
Ridhwan EY Kulainiy Mohon Tunggu... Human Resources - Hidup untuk berpengetahuan, bukan berdiam diri dalam ketidaktahuan oranglain

Hidup untuk menjadi berpengetahuan, bukan untuk berdiam diri dalam ketidak tahuan oranglain. wordpress : https://www.kulaniy.wordpress.com facebook : @ridwan.komando21 Fanspage : @kulaniy.komando twitter : @kulaniy1708 Instagram : @ridhwans_journal Whatsapp dan Gopay : 082113839443

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Berilmu (Surat untuk Dinda)

3 April 2017   02:38 Diperbarui: 4 April 2017   15:19 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketahuilah sayang, bahwa berpendidikannya seseorang atau tidak. Bukan dilihat dari setinggi apa ia sekolah, atau sebanyak apa gelar bergelantung di namanya. Kamu bisa lihat, betapa manis senyum para pejabat di gedung-gedung bertingkat itu...?

Manis dan seolah sangat ramah, namun senyuman penuh cabikan terhadap kemanusiaan dan keadilan terjuntai bersamaan dengan itu. Dimana senyuman itu adalah perkataan terimakasih mereka terhadap kita. Terimakasih karena kita telah mengizinkan mereka masuk ke dalam perbendaharaan negeri ini dan kita tak bisa berbuat apa-apa ketika mereka dengan santai dan semangatnya mengeruk kekayaan kita. Bermodal tanda tangan dan cap stempel, sambil melonggarkan sabuk pinggang mereka yang mulai tak muat karena besarnya perut mereka yang berisi api itu.

korupsi-indonesia
korupsi-indonesia

Mereka yang benar-benar berpendidikan adalah mereka yang bukan cuma tersenyum di balik kaca mobil dan gedung-gedung. Dan juga bukan mereka yang suka blusukkan ketika memasuki masa penggadaian jabatan lima tahunan di negeri ini.

Sayang...

Pendidikan adalah Ilmu, Ilmu adalah Cahaya yang meneduhkan.

bintang
bintang
Keluarlah sejenak tengah malam ini ke teras rumah, dan tataplah rembulan bersama bintang-bintang yang berpijar manja di langit malam. Mereka yang berilmu dan berpendidikan ,laksana rembulan dan bintang-bintang. Mereka memancarkan cahaya, di tengah kegelapan malam. Mereka bergulir sepanjang malam hingga fajar, mengikuti roda orbit dan tak pernah melenceng daripadanya. Maka bejalanlah kamu dengan pancaran ilmu sesuai dengan jalan kebenaran, tanpa sedikitpun melenceng daripadanya.

Ketika engkau masuk kembali ke rumah, apakah bulan dan bintang itu redup...?

Tentu tidak kasihku. Mereka tetap bersinar dengan penuh ketulusan, meski tak ada sepasang mata pun yang melirik bahkan mengingat tentang kilaunya. Itu karena mereka tak pernah terkecoh dengan citra-citra dalam pandangan manusia, yang seringkali mengharapkan bintang jatuh untuk menggumamkan permohonan. Seperti mitos yang dijual oleh film-film barat di televisi.

Mereka tetap memancar sepanjang jalan menuju ufuk, dimana hanya ada kepastian saat mereka tiba pada titiknya. Yaitu, Fajar. Fajar yang memendarkan lebih banyak kebahagiaan dan kasih sayang kepada umat manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun