Kanda ingin bicara tentang Air. Air sebagai sumber kehidupan (Ilmu), kesucian (Kebenaran). Di dalam tubuh manusia kira-kira 80% nya mengandung Air. Itu menandakan sejatinya tubuh kita ini tersusun dari Ilmu dan Kebenaran. Lihat, bagaimana ilmu pengetahuan terus digali untuk mengenali dan mengetahui potensi manusia dalam berbagai aspek. Ada biologis, sosiologis, psikologis dst.
Ini bukan suatu hal yang kebetulan, hanya sebuah kenyataan yang harus kita renungkan. Bahwa Tuhan menciptakan Manusia berdasarkan Ilmu dan Kebenaran, bukan asal-asalan. Dan ketika kamu memahami keunggulan dirimu ini, maka kamu harus pahami bahwa setiap yang kamu lakukan, katakan dan kerjakan dalam hidup ini haruslah berdasar pada Ilmu dan Kebenaran.
"Sekarang ini, banyak orang yang menganggap apa yang ia lakukan itu berdasarkan pada Ilmu dan Kebenaran dan saling bersitegang. Bagaimana cara mengenali Ilmu dan Kebenaran sejati itu, Kanda..??"
Kenalilah kebenaran lewat dua cara, sayangku.
Pertama lewat aspek Teoritis Kriteria Kebenaran.
Yaitu,Â
- Logis,
- Menggugurkan Argument tak bermakna dari alam fikiran,
- Melahirkan Semangat,
- Mensucikan Tujuan-tujuannya, dan
- Melahirkan Tanggung Jawab.
Kedua, lewat aspek Praktis Efek Kebenaran.
Yaitu, segala sesuatu yang berdasarkan Ilmu dan Kebenaran maka akan melahirkan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan, Kebijaksanaan dan Cinta-Kasih, serta Keadilan Sosial.
Ilmu dan Kebenaran itu berasal dari Tuhan, sayangku. Sehingga seseorang yang beriman kepada Tuhan, haruslah berilmu. Dimana ilmunya itu meniscayakan ia menerapkan Kemanusiaan, Persatuan, Kebijaksanaan dan Cinta Kasih serta Keadilan Sosial.
Jika ada orang yang mengaku beriman kepada Tuhan, namun sikapnya bertentangan dengan Kemanusiaan, Memecah-belah, penuh kebencian dan amarah, serta melakukan ketidak-adilan. Itu tandanya dia punya Tuhan jenis baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H