Selain itu, Filter bubble juga dapat memperkuat pembentukan stereotip dan diskriminasi. Individu hanya terpapar pada sudut pandang yang serupa dengan mereka sendiri, sehingga mereka mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang realitas yang berbeda, budaya, dan pandangan hidup yang beragam.
Hal ini dapat menghasilkan pemahaman yang dangkal, prasangka, dan diskriminasi terhadap kelompok yang berbeda, menyebabkan pembentukan opini yang sempit dan kurang toleran. Penting untuk menyadari bahwa dampak filter bubble terhadap keberagaman opini di era informasi bukanlah fenomena yang eksklusif. Semua individu rentan terhadap efek ini, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Oleh karena itu, upaya perlu dilakukan untuk memperluas lingkaran informasi yang terpapar oleh individu, mendorong mereka untuk mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda, dan mempromosikan diskusi yang inklusif dan konstruktif. Hanya dengan pemahaman yang lebih luas dan beragam, keberagaman opini dapat tetap hidup dan menjadi pondasi untuk perkembangan sosial media yang aktif dan sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H