Perkaderan secara sederhana dapat diartikan sebagai proses, cara atau kegiatan dalam mendidik dan membentuk seorang kader. Di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) perkaderan merupakan sebuah hal yang cukup urgen dimana dalam landasan konstitusional, tepatnya pada pasal 9 Anggaran Dasar (AD) HMI disebutkan bahwa fungsi HMI adalah sebagai organisasi perkaderan sehingga perkaderan disini dapat diartikan sebagai sebuah ruh di dalam tubuh HMI itu sendiri.
Sehingga orientasi dari perkaderan adalah membentuk seorang manusia yang disebut sebagai kader. Definisi dari kader adalah sekelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar. Berdasarkan definisi ini, kader merupakan sekumpulan orang yang terorganisir di dalam sebuah organisasi yang kemudian akan menjadi tonggak bagi organisasi tersebut yang dibentuk melalui sebuah proses perkaderan.
Berbicara mengenai proses perkaderan, maka tidak lepas dari peran HMI sebagai wadah dalam pembentukan karakteristik manusia yang berkualitas "insan kamil". Kata "Insan Kamil" diambil dari dua kata yang secara harafiah, berarti manusia yang sempurna atau manusia yang paripurna. Konsep insan kamil ini merupakan konsep dasar yang digunakan dalam ilmu tasawwuf yang menggambarkan kesempurnaan manusia secara akhlaki yang tercermin dari setiap perilaku dan perbuatan dari manusia tersebut. Konsep manusia insan kamil membentuk pola pikir, perasaan dan tingkah laku yang sesuai dengan keimanan atas kebenaran yang bersifat spiritual-transendental yang dipercayai oleh seorang manusia.
Sosok insan kamil atau manusia paripurna ini merujuk pada segenap kualitas diri individu yang merupakan satu kesatuan secara integral dari aspek jasmani maupun aspek rohani yang dimana kedua aspek ini termanifestasi dalam setiap segi kehidupan seorang manusia. Kualitas insan kamil dari seorang individu terbentuk melalui sebuah metode pendidikan. Pendidikan dalam konteks ini bukan hanya saja dimaknai sebagai sekedar proses transfer ilmu pengetahuan namun juga pendidikan sebagai cara pengajaran yang lebih menekankan pada pembentukan karakteristik dari seorang manusia.
Sehingga, esensi dari pendidikan sendiri lebih kepada penanaman nilai-nilai moral yang kemudian akan berpengaruh terhadap perilaku seorang individu. Inilah yang dimaksud dengan pendidikan yang berkualitas insan kamil, dimana manusia-manusia yang dilahirkan dari sebuah proses pembentukan kesadaran berbagai pemahaman dalam kehidupan baik itu dari segi pengetahuan, sikap maupun juga secara pemahaman keterampilan sesuai dengan tuntunan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil' alamin yang mengedepankan aspek humanitas atau kemanusiaan.
Maka dari itu, perkaderan di tubuh Himpunan Mahasiswa Islam mampu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas insan kamil. Insan yang senantiasa untuk menerapkan nilai keislaman dalam kehidupannya sehari-hari baik itu secara intelektualitas maupun sikap dan karakter dari seorang kader agar bagaimana dirinya mampu untuk menjadi kader umat dan kader bangsa yang responsif dan selalu progresif dalam menanggapi berbagai problematika yang terkait keumatan dan kebangsaan.
Perkaderan di HMI yang bertujuan untuk membina kualitas intelektual serta kualitas spiritual dari mahasiswa yang berada di perguruan tinggi, dilandasi oleh dua komitmen yakni komitmen keislaman dan keindonesiaan. Sehingga, output dari perkaderan adalah membentuk diri seorang manusia yang kritis secara intelektual yang dilandasi oleh spirit ketauhidan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang khalifatullah fil ard (wakil Tuhan di muka bumi) sekaligus tugasnya sebagai Abdullah (Hamba Tuhan).
Ini menjadi sebuah tantangan baru mengingat bahwa di kehidupan masyarakat modern, banyak kita temui problematika akibat semakin canggihnya perubahan teknologi informasi dan komunikasi yang membawa kita kedalam suatu era baru yang disebut era disrupsi. Era disrupsi yang ditandai dengan berkembangnya inovasi secara massif memang sangat memberikan dampak positif bagi kehidupan umat manusia.
Banyak kemudahan yang ditawarkan yang tujuannya untuk mempermudah kehidupan manusia di zaman sekarang. Kita memang sudah tidak asing lagi dengan penggunaan gawai dan berbagai macam teknologi informasi sebagai sarana dalam mempermudah komunikasi serta menjadi gaya hidup di era modern seperti saat ini.
Namun, ibarat pisau bermata dua, kemajuan zaman juga memberikan dampak secara negatif yang harus kita filter atau menyaring dampak tersebut karena jika tidak, dampak negatif tersebut dapat berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat. Salah satu akibat negatif dari kemajuan zaman ialah dekadensi moral atau kemerosotan nilai-nilai moral sebagai pedoman hidup terkhususnya pada generasi muda. Mengingat bahwa generasi muda sekarang adalah pewaris masa depan peradaban bangsa, cukup penting agar generasi muda di era sekarang mampu untuk menjadi sosok "guardian of value" yang menjaga dan melestarikan pandangan hidup serta falsafah sebagai etika dan norma dalam berkehidupan di tengah masyarakat.
Oleh sebabnya, penting memaknai perkaderan di tubuh HMI sebagai proses internalisasi nilai-nilai dan sebagai sarana dalam menumbuh dan mengembangkan sosok manusia insan kamil yang paripurna yang berakhlakul karimah demi mewujudkan tujuan HMI yakni terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT serta mampu untuk menjadi para garda terdepan yang senantiasa mewakafkan dirinya untuk masa depan peradaban umat dan bangsa.