Karl Marx, Douwes Dekker, Soe Hok Gie, Tere Liye, dan J.K Rowling. Mungkin orang-orang ini tidak memiliki hubungan yang khusus, terlebih mereka semua memiliki latar belakang yang berbeda dan hidup pada zaman yang berbeda pula. Namun, orang-orang ini memiliki satu kesamaan yang mungkin semua orang tahu, yaitu mereka mengubah dunia atau persepsi orang banyak dengan menulis.
Setiap hari dalam kehidupan, kita selalu menemukan berbagai macam hal entah itu menarik, sedih maupun senang. Semua pengalaman itu tersimpan dalam memori kita untuk dikenang. Namun, terkadang pengalaman tersebut terlupakan begitu saja karena banyaknya urusan yang harus dipikirkan atau oleh waktu itu sendiri sehingga kita tidak bisa menceritakannya kepada orang terdekat kita. Hal tersebut sangatlah wajar dan bisa menjadi sangat menyebalkan ketika kita ingin benar-benar menceritakannya kepada orang lain. Lalu, bagaimana agar pengalaman tersebut tidak terlupakan dan bisa dibagikan kepada orang-orang sekitar kita. Cara yang paling ampuh adalah menulis.
Menulis bagi saya merupakan sebuah seni dimana ada keindahan dalam suatu rangkaian kata yang telah kita ciptakan dalam otak kita. Rangkaian kata tersebut nantinya akan membentuk suatu kalimat yang indah karena kata-kata tersebut merupakan hasil buatan sendiri. Menulis juga merupakan sebuah bahasa pengganti jika mulut tidak mampu mengeluarkan kata-kata. Dari kesemua itu, esensi menulis ialah bagaimana kita mengekspresikan diri ataupun mengeluarkan ide-ide dalam pikiran kita menjadi sebuah karya tulis yang indah.
Seperti orang-orang yang saya sebutkan diatas dan masih banyak lagi, mereka berhasil mengubah dunia atau pikiran manusia melalui tulisan. Kita pasti tahu novel Harry Potter karya J.K.Rowling yang sangat digemari oleh masyarakat luas khususnya anak-anak muda. Novel ini memberikan kita ruang imajinasi yang spektakuler tentang bagaimana dunia sihir di Hogwarts. Karl Marx merupakan ilmuwan sosial yang memiliki pengaruh yang besar bagi kalangan akademik ekonomi, politik, dan hubungan internasional melalui karyanya, Das Kapital. Ataupun Douwes Dekker yang berhasil mengubah sikap Belanda menjadi lebih lunak terhadap rakyat Indonesia melalui karyanya, Max Haveelar.
Dari orang-orang tersebut saya berkesimpulan bahwa menulis itu penting bagi kita. Menulis bahkan dapat mengubah dunia yang kita pijaki ini. Otak mungkin memiliki memori yang sangat besar, namun otak juga dibutuhkan untuk menyerap banyak hal di sekeliling kita. Untuk itu, menulis merupakan cara yang paling ampuh untuk menuangkan gagasan, ide, dan imajinasi kita ke dalam tulisan. Seperti kata Saul bellaw "You never have to change anything you got up in the middle of the night to write."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H