Dalam rangka meningkatkan kualitas anak-anak muda termasuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tenggara (OJK Sultra) dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (TPAKD Sultra) menghadirkan Kelas Duta Inklusi dan Literasi Keuangan (Dilan Class) melalui Komunitas Learning Center (Instagram: @komunitaslearningcenter). Â Dilan Class saat ini merupakan pengembangan program unggulan TPAKD Provinsi Sultra bernama Kelas Duta Inklusi dan Literasi Nusantara pada tahun 2019 dan terus dikembangkan hingga saat ini. Selain kelas jasa keuangan dan Wirausaha, Dilan Class mengembangkan Program Pemuda Bangun Desa (Pro Muda Bagus).
Kelas Jasa Keuangan adalah kelas dengan pendekatan link and match (limach), yaitu kelas yang menghubungkan antara peserta didik dengan praktisi/ahli di Industri Jasa Keuangan. Setiap entitas jasa keuangan digilir untuk memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik. Harapannya, Dilan Class memberikan manfaat berupa perubahan perilaku, pengetahuan, pengalaman, dan partner (networking) kepada peserta didik melaului ekosistem pembelajaran yang dibentuk. Pandemik ini menjadi "blessing in disguise" karena pemanfaatan teknologi informasi memungkinkan kelas dapat dilaksanakan setiap hari Minggu, pukul 15.30 s.d 17.00 WITA. Â Tahun lalu, Dilan Class berkolaborasi dengan Generasi Baru Indonesia (GenBI) Sultra di bawah pembinaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dan Gerakan Kendari Mengajar (GKM). Bahkan, hingga saat ini, undangan Dilan Class terus disampaikan baik secara formal (korespodensi) maupun melalui grup Whatsapp (WA) kepada komunitas lain agar manfaat dari kelas ini dapat semakin dinikmati masyarakat luas.
Pro Muda Bagus adalah upaya penerapan pengetahuan yang diperoleh dari Kelas Jasa Keuangan untuk diimplementasikan di dunia nyata sebelum masuk dunia kerja. Latar belakang dari hadirnya Pro Muda Bagus adalah penerapan ilmu yang diperoleh dari short course Australia Awards tahun 2019 tentang Kepemimpinan dan Inklusi Keuangan. Professor Edward Buckingham dari Monash University menyatakan tiga faktor penting dalam inklusi keuangan, yaitu institusi, kapabilitas, dan aset. Faktor kapabilitas dan aset menjadi dua faktor yang menjadi fokus untuk dikembangkan baik melalui pelatihan berkelanjutan dan perluasan cipta kerja bagi anak-anak muda sebagai stimulus agar mereka produktif sehingga memiliki aset. Elemen aset terdiri dari tiga subelemen yaitu pengeluaran (spending), penghasilan (earning), dan tabungan (saving). Inklusi keuangan adalah segala upaya yang dilakukan agar masyarakat dapat terakses pada sektor jasa keuangan formal. Penekanan akses di sini menandakan masyarakat memiliki kapasitas dan kemampuan untuk menggunakan produk keuangan. Jadi, percepatan inklusi keuangan salah satunya dengan menyediakan ruang masyarakat mendapatkan penghasilan. Dengan penghasilan, mereka dapat menabung atau punya kapasitas lebih lebar dalam pengeluaran yang produktif. Elemen aset merupakan faktor penting mempercepat inklusi keuangan melalui aktivitas investasi/produktif. Oleh sebab itu, pengembangan Dilan Class masuk pada area bagaimana memberikan ruang produktif melalui pemberdayaan kepada masyarakat sehingga mempercepat atau memperbesar potensi inklusi keuangan termasuk literasi keuangan.
Pemahaman dan pemanfaatan yang baik terkait produk jasa keuangan menjadi bagian upaya agar mikroprudensial dan makroprudensial aman terjaga, khususnya dalam pertumbuhan yang berkelanjutan dan perlindungan konsumen termasuk bentuk pencegahan masyarakat terjebak pada investasi ilegal. Aman terjaganya mikroprudensial dan makroprudensial tersebut akan menopang stabilitas sistem keuangan Indonesia.
Kami bermimpi suatu saat kelak Dilan Class akan menjadi salah satu sumber pencetak pengurus/direksi untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Desa (BUMDes) termasuk pencetak generasi penerus para petani, peternak, hingga nelayan yang berkualitas dalam rangka membangun Indonesia hingga ke desa. Selain itu, Dilan Class dapat menjadi stimulus pencetak para entrepreneur/sociopreneur muda andal (UMKM) serta mengisi kebutuhan sumber daya manusia terampil bagi industri, khususnya industri jasa Keuangan. Untuk jangka pendek, peran sebagai duta yang melekat pada peserta didik Dilan Class diharapkan mampu mendorong mereka kembali membagikan hal-hal yang peroleh kepada keluarga dan lingkungan sekitar terdekat.
Dilan Class hadir untuk memberdayakan pemuda, karena mereka perlu menjadi perhatian khusus, apalagi Indonesia akan berhadapan dengan puncak emas usia produktif di tahun 2030. Bonus demografi itu dapat menjadi berkat atau beban negeri ini tergantung bagaimana kita mengelola kualitas dan memberikan akses dalam peningkatan kapasitas mereka. Jadi, kalau bukan kita, siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H