Meraih sebuah peluang yang baik ternyata memerlukan satu bentuk dukungan. Dukungan itu berupa dukungan seni. Yupps, bagaimana seni dapat menghantarkan diri meraih peluang dan mengubahnya menjadi eksekusi yang berhasil.
Inovasi strategis merupakan versi lanjut dari strategi manajemen tradisional. Kalau strategi tradisional banyak membicarakan segmen pasar yang dimasuki dan cara memenangkan persaingan.
Versi lanjutnya menyisipkan satu tambahan lagi terkait cara berbisnis. Anehnya, bukankah kalau sudah membicarakan segmen pasar dan cara memenangkan persaingan, sudah tahu cara berbisnis.
Poin pertama terkait banyak dengan konsumen, non-konsumen maupun pengalaman yang diterima. Poin inti dari mengerti pelanggan adalah "Konsumen tidak membutuhkan alat bor seperempat inci mereka hanya butuh lubang ukuran seperempat inci"
Konsumen bukan membutuhkan alat yang dijual, melainkan fungsi/nilai/value yang didapat dari alat tersebut. Produk yang kita tawarkan berfungsi untuk menyelesaikan masalah sehingga fokuslah pada kerjaan yang harus diselesaikan.
Setelah paham mengenai konsumen, temukan kelebihan perusahaan dan akan mengerti bidang yang bisa kita layani dengan baik dan super.
Poin kedua eksplorasi terkait penawaran dan model bisnis. Penawaran dapat dilakukan dengan mengerti produk yang ditawarkan, melakukan peningkatan terhadap layanan yang diberikan serta pengalaman konsumen yang nyaman dan menakjubkan.
Model bisnis merupakan hal yang harus banyak digali. Jika model bisnis cocok dan fit terhadap aktivitas perusahaan, maka lancarlah operasional. Tapi kalau ada yang kurang apalagi tidak cocok, selamat melakukan desain ulang model bisnis.
Poin ketiga terkait dengan perusahaan dan value yang dapat diberikan kepada konsumen, perusahaan sendiri maupun bagi lingkungan disekitarnya.
Nilai bagi konsumen yaitu memberi value yang tidak didapatkan sebelumnya karena sering kali konsumen bukan menjadi pengguna akhir produk kita.