KTT G20 yang dilaksanakan di Bali, membawa pengaruh yang besar bagi sektor perekonomian di Pulau Dewata tersebut. Namun sebelum membahas lebih lanjut, apa sih yang dimaksud G20 itu?
Group of Twenty atau biasa dikenal dengan G20 merupakan sebuah forum kerja sama ekonomi internasional yang dibentuk pada tahun 1999. G20 dibentuk atas dasar kekecewaan terhadap G7 yang gagal dalam mencari solusi permasalahan ekonomi global pada waktu itu. G20 merangkul negara maju dan negara berkembang yang berjumlah 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa.Â
Anggota dari G20 antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.
Pada tanggal 15-16 November 2022 kemarin, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 diselenggarakan di Bali. KTT tersebut merupakan puncak dari proses dan usaha intensif dari seluruh rangkaian kegiatan G20 selama setahun keketuaan Indonesia. Dengan adanya KTT G20 tersebut, terdapat dampak besar yang dirasakan oleh Indonesia khususnya di wilayah Bali itu sendiri.
Dampak signifikan yaitu perekonomian masyarakat Bali mengalami peningkatan dengan hadirnya KTT G20 Bali. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa perekonomian Bali tumbuh sebesar 8,1 persen Year-on-Year (YoY) di kuartal ketiga pada tahun ini. Hal tersebut merupakan peningkatan yang cukup besar mengingat pada kuartal sebelumnya hanya tumbuh 3,05 persen.
Salah satu pusat oleh-oleh di Bali mengaku mengalami peningkatan keuntungan selama penyelenggaraan KTT G20 di Bali. Jumlah pengunjung setelah penyelenggaraan KTT G20 bisa melonjak hingga dua kali lipat.
Selain itu, pelaku ekonomi kreatif dalam pembukaan peluang usaha dan lapangan pekerjaan juga terdampak adanya perhelatan KTT G20 Bali. Salah satunya yaitu Kuta Seafood Restaurant, yang dibuka dua bulan sebelum acara KTT G20 di selenggarakan. Kuta Seafood Restaurant telah membuka lapangan pekerjaan bagi 25 karyawan dan mengaku terkena dampak dari KTT G20 Bali.
Hari Paramuda, sang pemilik Kuta Seafood Restaurant mengungkapkan bahwa banyak kepala daerah datang untuk bertugas di Bali dan mereka makan di restaurant miliknya menjelang KTT G20 Bali.
Selain peningkatan di sektor UMKM, perhotelan juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tercatat bahwa 24 hotel berbintang di Kabupaten Badung, termasuk Kuta dan Nusa Dua mengalami full booked selama perhelatan KTT G20. Tingkat keterisian hotel meningkat hingga 75 persen di sekitar wilayah tersebut.
Naiknya jumlah wisatawan yang masuk dari luar negeri ke Indonesia, membawa efek positif terhadap kenaikan devisa Indonesia. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, mengatakan bahwa tingkat penyumbang devisa meningkat mencapai angka Rp20 triliun dari penyelenggaran KTT G20 Bali. KTT G20 juga diharapkan mampu untuk mempromosikan parawisata Bali kembali normal seperti kondisi parawisata Bali sebelum pandemi.
KTT G20 memang memberikan pengaruh yang besar bagi perekonomian sekitar. Namun, diharapkan acara internasional seperti itu mampu dimaksimalkan dengan lebih baik lagi. Sehingga tidak hanya sekitar lokasi acara yang terkena dampak positif, namun daerah lain Indonesia juga terkena dampak positifnya.