Mohon tunggu...
Ridho Pahlevi Ramadhani Han
Ridho Pahlevi Ramadhani Han Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tetap sebarkan virus perdamaian di bumi ini.🌻

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Bagian Dari Puing Itu

20 Mei 2024   20:16 Diperbarui: 20 Mei 2024   20:26 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini asbak sudah penuh dengan beberapa puntung rokok; sungguh kepala tak mau diam. Hajat yang tak tau berapa banyaknya terus mengililingi benak-- ada kau di sana.
Tak salah bukan jika hasrat ini terlalu besar?
Kalaupun salah, biarlah aku larut dalam kesalahan itu.
Ku nyalakan sebatang rokok lagi untuk berfantasi akan hidup di masa datang tidak lagi se-sembraut ini.
Puing-puing harapan mulai ku dirikan satu-persatu-- padahal aku mengetahui bahwa tuhan sudah menetapkan, tapi sebagaimana hal layak manusia lainnya aku ingin punya wacana.

Semakin larut malam, semakin banyak pengiatan diri, aku harap tidak ada klise nantinya untuk menyelipkan kau dalam wacana itu.
Kata orang takdir bisa di ubah dengan do'a kan?
tapi kata orang juga takdir, ya sudah takdir.

Haruskah aku menyimpan kau dalam puisi? lamunan? Atau bahkan nanti ketika takdir berkata lain, bolehkah aku menyimpan nama cantik itu di buah hatiku kelak?

Yang pastinya, kau ada di sini. Selamanya.

Manado, 20 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun