Tinta di atas kertas telah pudar dihantam hujan sore itu.
Serdadu kata di atasnya menggelepar, mati perlahan!
Hening,
Kau dan aku beradu panggung, namun berhadapan dalam amarah yang menderu.
Hujan sore itu menjadi saksi, bahwa 'kita' tak lagi menjadi kata yang bermakna.
Kita hanya sebuah kisah yang pernah tinggal, dan perlahan tanggal.
Selesai,
Hujan di luar telah usai, namun dimataku semakin deras.
Terima kasih,
Aku paham, kata 'kita' bermakna usai!
Manado, 13 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!