Mohon tunggu...
Ridho Pahlevi Ramadhani Han
Ridho Pahlevi Ramadhani Han Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Tetap sebarkan virus perdamaian di bumi ini.🌻

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Aku, Hujan, dan Nestapa

13 Desember 2020   09:10 Diperbarui: 13 Desember 2020   09:13 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tinta di atas kertas telah pudar dihantam hujan sore itu.
Serdadu kata di atasnya menggelepar, mati perlahan!

Hening,
Kau dan aku beradu panggung, namun berhadapan dalam amarah yang menderu.
Hujan sore itu menjadi saksi, bahwa 'kita' tak lagi menjadi kata yang bermakna.
Kita hanya sebuah kisah yang pernah tinggal, dan perlahan tanggal.

Selesai,
Hujan di luar telah usai, namun dimataku semakin deras.
Terima kasih,
Aku paham, kata 'kita' bermakna usai!

Manado, 13 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun