[caption id="attachment_225577" align="alignleft" width="300" caption="illustrasi : fanyfebriany.wordpress.com/2012/08/27/993/"][/caption] Sekarang ini kriminalitas bermodus penipuan mengatasnamakan anggota keluarga sudah sangat meresahkan. dan juga semakin bervariatif cara yang dilakukannya. mungkin masih hangat modus penipuan 'Mama isi pulsa' dan sebagaainya Tepat tanggal 21 November 2012, modus penipuan bermotif pengedar narkoba menimpa sahabat saya, Dia dituduh membawa 1 Kg Narkoba jenis Sabu-sabu. Berita ini saya dapatkan setelah Kakak perempuan dari sahabat saya itu menghubungi saya pukul 15.00 WIB, sore harinya. Dia menceritakan bahwa adiknya saat ini sedang di tahan di Polsek Cibanteng Kab. Bogor karena kedapatan membawa 1 Kg sabu-sabu ketika diadakan razia rutin di daerah tersebut. Lalu oknum pihak Kepolisian menghubungi keluarga sahabat saya itu, untuk meminta tebusan senilai Rp. 60 juta dan diminta diisikan pulsa sebanyak 500rb, sebagai jaminan sahabat saya keluar dari tahanan. Saya akan paparkan kronologis kejadiannya sebagai berikut : - Pukul 03.00 WIB oknum pihak Kepolisian menelepon keluarga sahabat saya yang kebetulan tinggal di Sidoarjo, memberitahukan bahwa sahabat saya kedapatan membawa sabu-sabu 1 Kg bersama temannya, saat diadakan razia rutin. - Oknum pihak Kepolisian itu meminta uang tebusan senilai Rp. 60 juta dan diisikan pulsa 500rb untuk jaminan sahabat saya dapat keluar dari tahanan. Tetapi pihak keluarga sahabat saya tidak percaya begitu saja, karena sahabat saya ini tidak pernah berprilaku seperti itu. - Lalu pihak keluarganya menelepon sahabat saya saat itu juga, tetapi ponselnya tidak dapat dihubungi. Sehingga pihak keluarga menjadi cemas. (ket : sahabat saya ini bekerja dan kuliah di daerah Bogor, sedangkan keluarganya tinggal di Sidoarjo) - Sampai pukul 06.00 WIB, sahabat saya tetap tidak bisa dihubungi, lalu pihak keluarganya menghubungi nomor telepon oknum Polisi tersebut, tetapi tidak ada jawaban. Sampai akhirnya keluarganya menelepon ke kantor Polsek Cibanteng Kab. Bogor dan menanyakan kejadian yang terjadi. Kemudian kecurigaan pun muncul, bahwa di kantor Polsek tersebut tidak ada nama oknum Polisi yang menghubunginya tadi dan tidak ada tahanan seperti sahabat saya itu. - Akhirnya, pukul 15.00 WIB, pihak keluarganya menghubungi saya, untuk menanyakan keberadaan sahabat saya dan menceritakan kejadiannya. Setelah berbincang-bincang saya memutuskan untuk mengecek langsung ke tempat kerja sahabat saya. Singkat cerita saya akhirnya sampai di tempat kerjanya, dan tenyata sahabat saya sedanga asyik kerja. - Lalu saya pun menceritakan kejadian tersebut ke sahabat saya itu, dan ternyata saat kejadian sahabat saya itu sedang tidur dan sakit demam, karena tidak ingin diganggu ponselnya sengaja dimatikan, dan sampai saya kesana, Dia lupa untuk menyalakan ponselnya kembali karena sedang sibuk bekerja. - Akhirnya, sahabat saya menghubungi keluarganya dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Beruntungnya pihak keluarganya belum mentransfer uang dan pulsa yang diminta pihak polisi tersebut. Sampai postingan ini dimuat nomor oknum Polisi tersebut tidak dapat dihubungi. Itulah kejadiaan yang dialami sahabat saya, semoga kejadiaan ini membuat kita lebih berhati-hati dalam memberikan nomor pribadi atau keluarga kita. Dan lebih ditingkatkan komunikasi antar keluarga sehingga kejadiaan dengan hal serupa tidak akan terulang kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H