Mohon tunggu...
Ridho Ariel Arfino
Ridho Ariel Arfino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ridho Ariel Arfino 43122010427 (Dosen: Prof. Dr, Apollo M.Si,Ak) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercubuana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Saya Ingin bahagia: Etika Eudaimonia Aristotle

19 Juni 2023   02:53 Diperbarui: 19 Juni 2023   06:44 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PowerPoint Prof. Apollo

Karena eudaimonia adalah telos dari semua kehidupan manusia, itu bukanlah alat untuk mencapai tujuan, tetapi tujuan itu sendiri. Jenis kebahagiaan yang berasal dari keadaan eudaimonia lebih dekat dengan kepuasan dan sangat berbeda dengan kenikmatan. Dalam filosofinya, Aristoteles tidak memungkiri bahwa kesenangan itu penting; dia bahkan mengatakan bahwa jika kita tidak menikmati hidup, kita tidak bisa berkembang. Namun, dia mengatakan bahwa kesenangan adalah hasil dari hidup dengan baik, dan itu tidak bisa menjadi tujuan itu sendiri. Dia mempertimbangkan apakah kehormatan atau ketenaran itu memuaskan, tetapi dia menolaknya karena itu di luar kendali individu. Eudaimonia sejati adalah swasembada dan harus dicapai secara independen dari penghargaan orang lain.

Menurutnya, konsep sentral dalam etika adalah eudaimonia. Eudaimonia sering diterjemahkan sebagai kebahagiaan atau kesejahteraan, tetapi Aristoteles memaknainya lebih dari sekadar keadaan emosional yang menyenangkan. Baginya, eudaimonia merupakan tujuan utama kehidupan manusia dan mencerminkan kehidupan yang berhasil dan bermakna secara moral. Penting untuk dicatat bahwa dalam konsep eudaimonia, Aristoteles melihatnya sebagai pencapaian seumur hidup dan bukan hanya momen-momen kebahagiaan sesaat. Eudaimonia melibatkan keselarasan antara kebajikan moral dan intelektual, serta pengembangan potensi individu dan pemenuhan tujuan hidup yang bermakna.

Dalam rangka mencapai eudaimonia, Aristoteles juga mengemukakan pentingnya etika berdasarkan "golden mean" atau jalan tengah. Ini berarti mencari keseimbangan antara ekstrem-ekstrem yang bertentangan, misalnya, tidak berlebihan atau kekurangan dalam tindakan dan perilaku.

Pada dasarnya, kebahagiaan adalah perasaan puas, tenang, dan senang yang bertahan lama dalam keberadaan kita. Setiap orang berusaha untuk selalu bahagia. Ketika kita merasa beruntung, kita berharap itu tidak akan pernah berakhir. Keinginan dan tujuan akhir setiap orang dalam hidup adalah menjadi bahagia. Setiap tindakan yang mereka lakukan ditujukan untuk mencapai kebahagiaan. Banyak dari kita masih belum mengerti, padahal kenikmatan sejati hanya bisa ditemukan di dalam diri sendiri atau pikiran sendiri, kebanyakan orang mencarinya di tempat lain. Sebenarnya uang, kekayaan dan harga diri atau kedudukan seseorang hanyalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Setiap makhluk memiliki caranya masing-masing untuk mencapai tujuannya. Setiap individu juga memiliki cara pandang yang unik. Berbagai sudut pandang ini didukung oleh ide dan pengetahuan satu orang, menjadi cara hidup bagi mereka. Selain itu, karena definisi orang tentang kesenangan.

Powerpoint Prof. Apollo
Powerpoint Prof. Apollo

Menurut Aristoteles kebahagiaan merupakan "Eudaimonia" adalah konsep pemikiran Aristotle sebagai Jalan Menuju Kebahagian, seperti yang dimaksud adalah tujuan hidup manusia. Eudaimonia adalah kata Yunani yang tidak dapat langsung diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Kadang-kadang hanya diterjemahkan sebagai "keberuntungan", tapi ini bisa diterjemahkan dan terjemahan yang lebih dekat akan menjadi "kemakmuran" atau mungkin "kemakmuran". Berbunga paling baik dipahami oleh komposisi tanaman. Jika sebuah tanaman memiliki tanah yang baik, sinar matahari dan udara yang cukup, ia penuh dengan kehidupan, tumbuh lebih kuat dan tumbuh dengan sendirinya. Ketika kondisi ini tidak terpenuhi, pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Aristoteles menyatakan jika ingin bahagia maka seorang dapat mengembangan seluruh potensi yang ada pada diri seorang., supaya hidupmu menjadi bermutu; maka ada tiga tipe bahagia yakni:

[1] Harta

[2] Nikmat

[3] Prestasi Nama Baik

Aristoteles menolak kekayaan, seolah-olah itu diperlukan untuk kegunaannya, itu tidak cukup untuk perkembangannya yang baik. Aristoteles menyimpulkan bahwa eudaimonia dicapai dengan menjalani kehidupan aktif yang sepenuhnya mengembangkan kemampuan dan bakat alami kita sebagai individu tertentu, serta sebagai manusia. Menjadi manusia terbaik adalah menjadi manusia yang paling berbudi luhur. Untuk menjadi bajik, seseorang harus menggunakan akal untuk mengenali, mempelajari, dan mempraktikkan kebajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun