Mohon tunggu...
Ridho Aprian
Ridho Aprian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fisika

Mengisi waktu luang dengan menyalurkan hobi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Rudal Baru Milik Korea Utara, Semenanjung Korea Terancam

8 Agustus 2024   20:35 Diperbarui: 8 Agustus 2024   22:03 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Petinggi Militer dalam peresmian alusista terbaru. Sumber: KCNA

Ketegangan yang terjadi semakin meningkat di semenanjung korea setelah Angkatan Strategis Tentara Rakyat Korea (KPA) menerima sebuah alutsista dalam jumlah yang besar. Tentu saja ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Korea Selatan dan Tentara Amerika Serikat yang bermarkas di Korea yang tergabung dalam US Forces Korea, juga menjadi perhatian Jepang atas perkembangan Militer Korea Utara.

Baru-baru ini Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un meresmikan alutsista terbaru yaitu Hwasongpho-11D atau KN-24 yang merupakan Rudal Balistik Jarak Dekat atau Short Range Ballistic Missile (SRBM). Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat militer penting dan tentu saja dihadiri juga oleh Kim Jong Un sendiri. Peresmian ini dilakukan dengan meriah pada malam hari yang tidak diketahui lokasinya. Rudal ini dimuat dalam truk atau Transporter Erector Launcher (TEL) dimana setiap truknya dapat memuat sebanyak 4 rudal. Tidak tanggung-tanggung, pemimpin Korea Utara ini meresmikan sebanyak 250 unit truk peluncur. Dimana alusista ini dibuat secara mandiri oleh industri pertahanan Korea Utara walau diterpa dengan berbagai sanksi embargo, serta merupakan pengembangan lebih lanjut dari varian Hwasongpho yang sudah ada sebelumnya. 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Petinggi Militer dalam peresmian alusista terbaru. Sumber: KCNA
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Petinggi Militer dalam peresmian alusista terbaru. Sumber: KCNA

Desain rudal Hwasongpho ini memiliki kemiripan MGM-140 Army Tactical Missile System (ATACMS) milik Amerika Serikat. Amerika Serikat sendiri menamai Hwasongpho dengan kode KN-24 untuk series Hwasongpho yang terbaru. Menurut Informasi yang beredar, secara spesifikasi Rudal ini memiliki jangkauan sebesar 400 km. Tentu jangkauan ini bisa bertambah bila hulu ledak yang dimuat dikurangi. Dengan jangkauan yang ada, rudal ini bisa mencapai Ibu Kota Korea Selatan, Seoul dan sebagian besar daratan Korea Selatan masuk ke dalam jangkauan mematikan rudal ini.

Aneh rasanya bila membahas Korea Utara bila tidak dengan kekuatan Nuklirnya. Tentu Rudal Hwasongpho ini bisa diganti hulu ledaknya, baik konvensional seperti termobarik dan submunition, juga bisa memuat hulu ledak nuklir. Senjata berhulu ledak nuklir selalu menjadi kartu AS bagi Korea Utara untuk mempertahankan hegemoninya di Semenanjung Korea serta menambal angkatan bersenjata mereka yang sebagian besar alutsistanya merupakan peninggalan era perang dingin. Ancaman nuklir ini yang menjadi perhatian bagi Amerika Serikat dan sekutunya yang berada di kawasan sana termasuk Korea Selatan dan Jepang. Bagi Korea Selatan, jelas ini merupakan sebuah kekhawatiran karena berada tepat di depan mereka dan dalam bayang-bayang kekuatan nuklir Korea Utara. Bagi Jepang juga jelas tidak luput menjadi perhatian mereka, karena ruang udara mereka sering kali dijadikan tempat uji coba rudal balistik mereka. Tentara pertahanan Beladiri Jepang (JSDF) selalu memantau setiap aktivitas peluncuran rudal balistik Korea Utara dan memastikan bahwa rudal tersebut tidak jatuh ke tempat wilayah yang padat penduduk, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

Infografis Rudal Balistik Hwasongpho 11D (KN-24). Sumber : CSIS Missile Threat
Infografis Rudal Balistik Hwasongpho 11D (KN-24). Sumber : CSIS Missile Threat

Peningkatan kapasitas militer Korea Utara melalui peresmian rudal balistik taktis terbaru, Hwasongpho-11D (KN-24), menunjukkan eskalasi yang semakin serius di Semenanjung Korea. Kehadiran alutsista ini mempertegas ambisi Pyongyang dalam mempertahankan posisinya sebagai kekuatan militer yang harus diperhitungkan di kawasan tersebut, sekaligus memperumit dinamika keamanan yang sudah tegang antara Korea Utara dengan negara-negara tetangganya, termasuk Korea Selatan, Jepang, dan sekutu mereka, Amerika Serikat. Ancaman nuklir yang terus membayangi, dikombinasikan dengan kemampuan rudal terbaru yang dapat mencapai jantung Korea Selatan, menjadi sinyal bagi dunia internasional bahwa setiap upaya untuk menjaga stabilitas di wilayah ini harus dilakukan dengan kehati-hatian yang lebih besar. Dengan semakin meruncingnya ketegangan ini, dialog dan diplomasi tetap menjadi elemen kunci yang diperlukan untuk mencegah potensi konflik yang bisa meletus sewaktu-waktu di Semenanjung Korea.

Center for Strategic and International Studies (CSIS). "Missile Threat: KN-24." CSIS Missile Defense Project. https://missilethreat.csis.org/missile/kn-24/

Penulis : Ridho Aprian 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun