Mohon tunggu...
Ridho Antaber
Ridho Antaber Mohon Tunggu... Freelancer - Spearfisher, Furniture Assembler

Memiliki minat pada konten-konten sosial budaya, pendidikan, psikologi, self improvement dan humor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Meja Pertemuan 28/8

1 September 2022   19:20 Diperbarui: 1 September 2022   19:36 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Pada Sabtu, 27 Agustus kemarin saya mendapat kiriman pesan via WA dari salah seorang pemuda desa kami. Pesan itu berisi surat undangan pertemuan rapat yang ditandatangi oleh Ketua Pemuda, Ninik Mamak (Pemimpin adat) dan diketahui Kepala Desa.

Pada surat itu tertulis bahwa pertemuan akan dilaksanakan pada 28 Agustus 2022 yang bertempat di Pekanbaru.
Desa kami, Tanjung Beringin, salah satu desa yang terletak jauh dalam hutan di Kampar Kiri Hulu, mengapa mesti jauh-jauh ke Ibukota untuk melakukan musyawarah ?


Begini...
Yang dibutuhkan dalam rapat adalah gagasan dan kesepakatan dari anggotanya. Saat ini di desa kami cukup banyak rumah kosong ditinggal merantau oleh penghuninya. Kampung jadi sepi akan pemuda, yang tinggal di kampung kebanyakan hanya kaum tua, pemuka adat dan  perangkat pemerintahan desa.


Mereka yang tinggal di desa merasa tidak cukup kepala (orang maupun ide) untuk mengambil keputusan atas perihal yang dihadapi saat ini, maka karena itulah, panitia rapat terpaksa membawa meja pertemuan ke ibukota, tempat di mana para perantau bisa berkumpul.


Mengapa banyak penduduk yang merantau ? karena tidak adanya pekerjaan yang menjamin di desa, perekonomian saban hari kian sulit. Daripada hutang yang menggunung, lebih baik bertarung mengadu nasib di tanah orang, untung-untung ada kehidupan yang lebih baik !?

Pada tanggal 28 Agustus akhirnya terlaksana musyawarah di ibukota yang mempertemukan pemuda, tokoh masyarakat perantau, Ninik Mamak dan pemerintah desa untuk membahas hajat desa yang akan berdampak pada banyak orang.

Di balik meja pertemuan itu ada desa yang sepi karena ditinggal oleh sebagian penduduknya.
Di balik meja pertemuan itu ada desa dalam wilayah konservasi dan paru-paru dunia, namun masyarakatnya tak terjamin perekonomiannya.
Di balik meja pertemuan itu ada semangat persatuan untuk menjaga marwah negeri dari sikap arogan pemodal/investor yang ingin menguasai tanah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun