[caption id="attachment_122004" align="alignnone" width="180" caption="Bambang Suwanda"][/caption] Siapakah Bambang Suwanda?? Kiranya bagi mereka yang bukan dari kalangan bela diri khususnya silat tentunya tidak pernah mendengar adanya tokoh satu ini. Sedangkan bagi mereka yang merupakan pecinta silat tradisional pun juga tidak semuanya mengenal tokoh satu ini. Ada juga yang pernah mendengar beliau dan sepak terjangnya dalam memperkenalkan Silat tradisional Indonesia khusunya Silat Sunda ke dunia internasional, tetapi tidak pernah tahu keberadaan beliau yang sebenarnya. Malah ada salah seorang kawan saya yang merupakan pecinta Silat Tradisional, mengira kalau beliau tinggal di luar negeri, dan tidak menyangka sama sekali kalau sang legenda hidup Bambang Suwanda tinggal satu kota dengannya tepatnya di Bale Endah, Bandung. Bambang Suwanda yang lahir di Bandung 46 tahun lalu, adalah anak ketiga dari tiga bersaudara; HermanSuwanda, Rita Suwanda, dan Bambang Suwanda. Mereka berasal dari keluarga pendekar terkenal Mang Suwanda yang padasekitar tahun 50 - 60an. Bambang Suwanda sendiri awalnya mengikuti jejak kakaknya, Herman Suwanda yang sudah terlebih dahulu dikenal di dunia Internasional sebagai Master Silat Tradisional Indonesia. Pada setiap seminar bela diri yang diadakan di luar negeri, maka sang kakak sering mengajak adiknya untuk menjadi assisten pelatihnya untuk mengajarkan murid2 kakaknya baik di Amerika maupun di Eropa, saat itu sang kakak mengusung bendera "Mande Muda". Sayangnya pada saat di puncak keemasannya, sang kakak beserta istrinya mengalami musibah kecelakaan mobil di Jerman, yang membuat akhirnya sang kakak dan istrinyamenghembuskan napas terakhirnya. Seterusnya parguron "Mande Muda" pun terpecah diantara para adik yaitu Rita Suwanda dan Bambang Suwanda. Sesuai pesan kakaknya, Bambang Suwanda terus menyebarkan silat tradisional Sunda ke kancah dunia internasional, sayangnya dalam perjalanannya Bambang Suwanda tidak semulus kakaknya. Beberapa kali beliau dirugikan oleh sikap "murid2" luar negerinya yang cenderung pragmatis dan kapitalis. Contohnya hak beliau atas pendirian perguruan Sundanese Silat di Hawai besarnya tidak sampai USD 300 per bulan, padahal perguruan tersebut menggunakan ilmu yang berasal dari beliau dan berdiri atas ijin beliau juga mendompleng ketenaran nama beliau di luar negeri. Malah jumlah tesebut juga kadang dikurangi oleh pihak organisasi di Hawai. Sekarang ini beliau hanya tinggal di sebuah rumah kecil berukuran kurang dari 50m2, dengan seorang istri dan 4 orang anaknya, perabotan yang dipunyai beliau pun minim, tidak ada kursi tamu, kulkas, dan lainnya. Sungguh tidaklah layak bagi seseorang yang sudah memberikan sumbangan ke dunia internasional dalam mengajarkan budaya asli Indonesia. Perhatian dari pemerintah pun sama sekali tidak ada, bahkan ada dari orang2 organisasi silat resmi pemerintah mencoba menghalangi beliau untuk mengadakan seminar lagi di luar negeri, dengan alasan beliau tidak pernah mau bergabung dengan organisasi silat resmi tersebut. Dibawah ini ada link, bagaimana beliau mengajarkan keahliannya dengan murid2nya yang berasal dari Amerika. http://www.youtube.com/watch?v=qHh3iqbeUQM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H