Mohon tunggu...
AHMAD RIDHOMUZZAKKI
AHMAD RIDHOMUZZAKKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dari Ombak ke Omset: Kisah dan Tantangan Pedagang di Pantai Papuma

28 November 2024   00:20 Diperbarui: 28 November 2024   00:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS


A. Latar BelakangPantai Papuma, yang terletak di Jember, Jawa Timur, dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya tetapi juga sebagai pusat kegiatan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dengan pasir putih yang bersih dan ombak yang menantang, pantai ini menarik banyak pengunjung, memberikan peluang bagi pedagang lokal untuk meraih keuntungan. Namun, di balik kesuksesan ini, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi.Pantai Papuma menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan pasir putih, batu karang yang dramatis, dan hutan tropis di sekitarnya. Keberadaan ombak besar menjadikannya lokasi ideal untuk peselancar, sementara keindahan alamnya menarik wisatawan untuk berkunjung dan menikmati aktivitas seperti berenang, snorkeling, dan berjemur.Fasilitas di pantai ini juga cukup lengkap; terdapat warung makan yang menyajikan berbagai jenis ikan bakar segar. Hal ini membuat Pantai Papuma menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Jember.Berdasarkan informasi dari pengunjung dan pedagang setempat, ikan bakar menjadi menu paling laris. Ikan-ikan seperti kerapu dan kakap merah sangat diminati karena kesegarannya dan rasa yang lezat. Selain itu, pedagang juga menawarkan berbagai aktivitas wisata seperti penyewaan perahu untuk menjelajahi pulau-pulau kecil di sekitar pantai.Meskipun Pantai Papuma menawarkan banyak peluang, para pedagang juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu masalah utama adalah ketidakpastian cuaca. Ombak besar dan kondisi laut yang tidak menentu dapat mengurangi jumlah pengunjung, terutama saat musim hujan[2][4].Selain itu, isu kebersihan pantai menjadi perhatian. Meskipun banyak usaha dilakukan untuk menjaga kebersihan, sampah dari pengunjung kadang-kadang mengganggu keindahan pantai dan dapat mempengaruhi pengalaman wisatawan. Pedagang sering kali harus berkolaborasi dengan pihak berwenang untuk menjaga kebersihan area tersebut.Pantai Papuma adalah contoh nyata bagaimana keindahan alam dapat menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar. Pedagang lokal tidak hanya menjual produk mereka tetapi juga berkontribusi pada pengalaman wisata yang lebih kaya bagi pengunjung. Namun, tantangan seperti cuaca buruk, kebersihan, dan mitos lokal tetap perlu ditangani agar Pantai Papuma dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata unggulan di Jawa Timur. Dengan kolaborasi antara pedagang, pemerintah, dan masyarakat setempat, harapan untuk masa depan Pantai Papuma sebagai surga wisata tetap cerah.
B. Maksud Dan Tujuan

Untuk mengetahui keadaan dan tantangan yang di para pedagang di pantai papuma 

C. Topik WawancaraKeadaan dan tantangan yang di hadapi para pedagang di sekitar pantai papuma. 

D. Waktu dan Tempat KegiatanWawancara ini dilaksanakan pada:Hari / Tanggal : Senin/11 novemberPukul : 16.00Tempat           : Pantai papuma 

E. Hasil WawancaraNarasumber 1:Apa yang membuat Ibu memilih untuk berjualan di sekitar Pantai Papuma? Apakah ada alasan khusus yang membuat Ibu tertarik berjualan di sana?“Saya tertarik karena wisata Tanjung Papuma memiliki pemandangan yang indah dan sering dikunjungi oleh wisatawan asing.”Hal apa yang membuat Pantai Papuma ini istimewa bagi Ibu?“Menurut saya, yang membuat Pantai Papuma istimewa adalah pemandangan pantainya yang indah dan kesan positif dari orang-orang yang berkunjung, yang melihat pantai ini bersih dengan pemandangan yang bagus.”Bagaimana perbedaan penghasilan antara musim liburan dan hari biasa?“Pada musim liburan, pengunjung lebih ramai, sehingga penghasilan lebih tinggi. Sedangkan pada hari biasa, jumlah pengunjung lebih sedikit, bahkan bisa tidak ada pengunjung sama sekali.”Apa saja tantangan yang dihadapi, terutama terkait perubahan cuaca?“Tantangannya, jika hujan, pasti tidak ada pengunjung yang datang, sehingga tidak ada pembeli.”Apa harapan Ibu untuk usaha ke depannya?“Harapan saya adalah agar usaha ini dapat berkembang dan saya bisa menjadi orang yang sukses. Setiap hari saya berjualan sedikit demi sedikit untuk membiayai anak sekolah agar bisa kuliah seperti kalian, agar mereka bisa menjadi penerus bangsa.”Narasumber 2:Apa alasan Bapak untuk berjualan di sekitar Pantai? Apakah rumah Bapak berada di sekitar sini?“Rumah saya berada sekitar 3 km dari sini. Saya suka berjualan di Papuma dan ini sudah menjadi kebiasaan sehari-hari untuk menafkahi keluarga. Kami menjual makanan khas Papuma, yaitu ikan bakar, untuk melayani para tamu, baik yang berasal dari kabupaten, luar kabupaten, maupun mancanegara. Kami akan melayani dengan sebaik-baiknya dan menjual makanan di sini apa adanya.”Ikan apa saja yang biasanya dijual di sini, Pak?“Ikan yang menjadi best seller di sini adalah ikan kerapu, selain itu ada ikan kakap, kakap merah, dan ikan kapuran. Kami juga menyediakan udang dan lobster.”Berapa harga ikan yang dijual di sini, Pak?“Harga di sini mulai dari Rp 80.000 per kilogram. Untuk ikan kerapu, harganya Rp 100.000 per kilogram, sudah termasuk matang. Kami juga menyediakan kelapa muda sebagai minuman.”Apa saja tantangan yang dihadapi di sini, Pak?“Tantangannya, pada musim hujan, pengunjung cenderung sepi, begitu juga pada waktu tanggal tua. Namun, pada tanggal muda, insyaallah lebih ramai. Sehari-hari, saya berjualan di sini seperti ini sambil melihat orang-orang yang bermain di pantai. Jika ada yang membutuhkan pertolongan atau situasi berbahaya, kami siap membantu.”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun