Mohon tunggu...
Muh. Rasyid Ridha
Muh. Rasyid Ridha Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar

menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membumikan Ajaran Langit di Ranah Bisnis

16 Juli 2020   15:50 Diperbarui: 16 Juli 2020   18:10 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk membumikan keberadaan teks, Kuntowijoyo menawarkan upaya obyektifikasi dari teks terhadap kebutuhan sosialnya (konteks). Perihal obyektifikasi membutuhkan keberanian yang totalitas dimana harus meletakkan teks sebagai sesuatu yang harus dibongkar untuk menjadi dasar sosialnya yang humanis, memerdekakan dan juga bagaimana menempatkan teks sebagai wacana yang universal, humanis, holistik serta membumi.

Dunia realitas merupakan problem yang sangat kompleks dan sederhananya tidak bisa hanya diselesaikan dengan teks-teks normatif. Dibutuhkan pemaknaan dan kreatifitas menggali realitas dan memasukkan norma-norma ideal sehingga mampu memayungi terhadap idealisasi yang akan dibangun.

Sementara itu banyak orang yang salah memahami bahwa ajaran teologi yang melangit tidak ada kaitanya dengan masalah ekonomi, karena dianggap sebagai dua entitas yang berbeda, padahal kalau kita kaji secara mendalam bahwa sesungguhnya ajaran ketuhanan itu sangat komprehensif menyentuh berbagai ranah kehidupan.

Hubungan manusia dengan Tuhan sebagai wakil-Nya dimuka bumi, diberi kepercayaan mengatur dan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Alqur'an dan Hadits Rasulullah saw, disamping itu Tuhan menganugerahkan akal pikiran agar manusia mampu menterjemahkan dan mengeksplorasi pesan-pesan wahyu, sehingga dalam perspektif ekonomi mereka paham bagaimana membangun bisnis sesuai tuntunan syariah.

Ekonomi Islam pada hakikatnya merupakan sebuah konstruksi ajaran Ilahiyah yakni Allah SWT pemilik alam semesta Yang Maha Adil, Maha Rahman dan Rahim kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya tanpa terkecuali. Untuk itu sebagai konsekuensinya, baik dalam tataran normatif maupun praksis hendaknya para pelaku ekonomi Islam harus mampu menerjemahkan dan mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Ilahiyah ke dalam dunia ekonomi. Inilah sejatinya esensi ajaran ekonomi Islam yang dicita-citakan dan menjadi harapan kita bagaimana dapat menciptakan falah atau kesejahteraan didunia maupun diakhirat.

Implikasi dari nilai-nilai ajaran ilahi yang diimplementasikan dalam dunia bisnis akan menjadi pengendali dalam usahanya untuk mendapatkan yang halal lagi baik, menjauhkanya dari segala yang haram dan yang buruk, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, penuh rasa tanggung jawab, bersikap transparan tidak membiarkan dirinya untuk merampas hak orang lain dengan cara yang batil, mereka tidak akan memanfaatkan kesempatan dalam bisnis apapun untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dari penderitaan orang-orang yang lemah, dan lain sebagainya, pada prinsipnya  semua bentuk muamalah boleh dilakukan, kecuali ada dalil yang melarangnya. demikianlah kaidah ushul fiqih yang bisa dijadikan landasan dalam islam.

Singkat kata mereka diharapkan tidak merasa terasing dengan nilai-nilai spiritualitas yang bersumber dari ajaran wahyu karena merasa terikat dengan aqidah Rabbaniyah yang mereka yakini.

Maka dari itu perlu terus dilakukan sosialisasi (dibumikan) nilai-nilai itu agar lebih banyak dikenal dan dipahami oleh masyarakat luas dengan menggunakan berbagai stategi dan sarana yang ada, tentunya dengan harapan agar kelak sistem ini akan bangkit dan berimplikasi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat didunia maupun diakhirat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun