Lenong merupakan sebuah karya sastra berbentuk lisan yang menampilkan sebuah pertunjukan teater rakyat betawi. Lenong memiliki genre yang humor tujuannya untuk menghibur masyarakat, dengan genre humor inilah lenong betawi sangat dibutuhkan untuk lawakan dalam sebuah cerita yang ditampilkan, dialog-dialog para pemain khas bahasa betawi yang dipadukan dengan humor membuat para masyarakat yang menikmatinya terhibur. Humor yang terkandung pada genre lenong ini pun bukan sekedar mengimbur saja, akan tetapi untuk bentuk ekspresi sebagai wujud dan kritik sosial atas ketertekanan mereka.
Para pemain lenong betawi memiliki berbagai peran pada cerita yang disajikan, pemain dibagi menjadi dua kategori yaitu panjak yang disebut untuk pemain laki-laki dan ronggeng untuk pemain wanita. Lenong betawi ini memiliki perbedaan dengan teater-teater lainnya, misalnya saja topeng betawi, perbedaannya lenong betawi menggunakan media panggung untuk melakukan pementasan, sedangkan topeng betawi menggunakan media lapangan untuk melakukan pementasan.
Lenong berasal dari wayang abdul muluk yang ditemukan di riau dan Sumatra utara pada tahun 1886. Pertunjukan lenong mempunyai iringan musik dari alat seperti sambyan, biola, kendang, kempul, dan tambur, kemudian pada tahun 1926 iringannya diganti menggunakan gambang kromong. Lenong memiliki dua jenis cerita, yaitu lenong dines yang menceritakan tentang kerjaan pada zaman dahulu, dan lenong preman yang menceritakan tentang drama-drama tentang rumah tangga.
tugas sastra lisan
ridho febriansyah
universitas pamulang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H