Mohon tunggu...
Ridho MaiRizky
Ridho MaiRizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA PLS FIP UNP

HOBI MENULIS DAN BERENANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Nonformal

20 November 2023   23:15 Diperbarui: 20 November 2023   23:18 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan non-formal memainkan peran yang sangat penting dalam pemberdayaan perempuan di seluruh dunia. Di luar lingkungan pendidikan formal, program pendidikan nonformal memberikan perempuan peluang untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang relevan tanpa terikat pada struktur pendidikan yang kaku. Untuk mencapai kesetaraan gender dan meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, pendidikan nonformal merupakan alat yang efektif untuk mengatasi hambatan yang dapat menghambat akses perempuan terhadap pendidikan dan pemberdayaan. Pendidikan non-formal, dengan penekanan pada pengetahuan praktis, pelatihan keterampilan dan pengembangan kepemimpinan, memainkan peran penting dalam memberikan landasan yang kuat bagi perempuan untuk mengembangkan dan mencapai potensi penuh mereka. Kesetaraan gender harus dipertahankan dalam semua aspek, termasuk keputusan reproduksi, pendidikan, kepemimpinan, pekerjaan dan partisipasi politik. Pendekatan pendidikan informal seringkali lebih fleksibel dibandingkan pendidikan formal. Artinya, perempuan yang memiliki komitmen terhadap keluarga dan pekerjaan tidak perlu mengorbankan banyak waktu untuk pelatihan. Anda dapat mengikuti kelas dan pelatihan pada waktu yang sesuai dengan jadwal Anda dan terus menjalankan peran Anda sebagai pengurus rumah tangga atau pekerja. Misalnya, perempuan yang memiliki anak kecil dapat dengan mudah mengakses program pendidikan informal yang berfokus pada keterampilan tertentu tanpa harus meninggalkan anak mereka tanpa pengawasan dalam jangka waktu yang lama. Selain fleksibel, pendidikan ekstrakurikuler juga dapat mengakomodasi kebutuhan khusus perempuan. Program-program ini dapat dirancang untuk mengatasi permasalahan yang umumnya dihadapi perempuan, seperti kendala keuangan, ketidaksetaraan gender, dan kecemasan. Misalnya, beberapa komunitas mempunyai program pendidikan informal yang berfokus pada pengajaran keterampilan usaha kecil dan keuangan mikro untuk memungkinkan perempuan memulai usaha mereka sendiri dan menjadi mandiri secara finansial. Dalam hal ini, pendidikan non-formal berperan penting dalam meningkatkan akses perempuan terhadap peluang ekonomi. Selain itu, pendidikan non-formal juga berperan dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan perempuan. Melalui program-program ini, perempuan dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan, belajar berbicara di depan umum, dan berpartisipasi dalam proyek-proyek komunitas yang memungkinkan mereka membuat perbedaan dalam komunitas mereka. Selain itu, pendidikan non-formal dapat memberikan kesempatan bagi perempuan untuk menerima pendidikan formal yang tidak mereka miliki. Pendidikan non-formal juga dapat membekali perempuan dengan keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Equal Education merupakan program pendidikan yang memberikan kesempatan bagi perempuan yang tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal. Pendidikan yang adil membantu perempuan memperoleh ijazah formal dan meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan statistik Indonesia, tingkat partisipasi perempuan dalam pendidikan tinggi di Indonesia juga meningkat dari 42,3% pada tahun 2016 menjadi 46,1% pada tahun 2022. Selain itu, perempuan mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan di berbagai bidang. Jumlah perempuan yang menjabat sebagai kepala daerah di Indonesia diperkirakan akan mencapai 41 pada tahun 2022, menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Pendidikan nonformal dapat meningkatkan keterampilan profesional perempuan. Hal ini membantu perempuan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka. Demikian pula, pelatihan keterampilan membantu perempuan mengembangkan keterampilan kerja yang mereka perlukan untuk bekerja di berbagai bidang. Menurut Badan Pusat Statistik, tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia diperkirakan akan mencapai 54,1% pada tahun 2022. Pendidikan nonformal dapat memperkuat kesadaran politik perempuan. Hal ini dapat mendorong perempuan untuk berpartisipasi dalam proses politik dan pengambilan keputusan. Program pendidikan politik dapat memberikan perempuan informasi dan pengetahuan tentang sistem politik dan proses pengambilan keputusan.Program kampanye dapat mendorong perempuan untuk terlibat dalam proses politik. Menurut data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada tahun 2022, jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pemilu di Indonesia mencapai 75,5%. Dan yang terakhir perempuan berhak untuk menentukan reproduksi rumah tangganya sendiri. Pendidikan non formal ada dan siap memfasilisator dalam rangka pemberian informasi dan pengetahuan bagi perempuan tentang kesehatan reproduksi. Hal ini dapat membantu perempuan untuk membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan dan reproduksi mereka.Program pendidikan kesehatan reproduksi dapat memberikan perempuan informasi tentang kontrasepsi, kehamilan, dan persalinan.Menurut data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, tingkat penggunaan kontrasepsi di Indonesia mencapai 63,5%. Kesimpulannya, pendidikan non-formal memainkan peran penting dalam pemberdayaan perempuan di seluruh dunia. Pendekatan pendidikan non-formal memberikan perempuan fleksibilitas dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya yang relevan, serta dapat merespons kebutuhan khusus perempuan. Ini membantu meningkatkan akses perempuan terhadap peluang ekonomi, mengembangkan kepemimpinan perempuan, dan memberikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan formal yang belum mereka dapatkan. Selain itu, pendidikan non-formal meningkatkan keterampilan kerja perempuan dan kesadaran politik mereka. Terakhir, pendidikan non-formal juga memfasilitasi pemberian informasi tentang kesehatan reproduksi, memungkinkan perempuan untuk membuat keputusan yang tepat tentang kesehatan dan reproduksi mereka. Data statistik dari Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan non-formal telah berkontribusi pada peningkatan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan tinggi, kepemimpinan, partisipasi politik, dan kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan mengembangkan program pendidikan non formal yang mendukung pemberdayaan perempuan di berbagai bidang. Pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan memiliki peran penting untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama terhadap pendidikan non formal, baik formal maupun informal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun