Mohon tunggu...
Ridho Irwanto
Ridho Irwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar sepanjang hayat

Jadi yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Sosial Emosional sebagai Dasar Pendidikan Karakter Siswa

19 Maret 2022   07:00 Diperbarui: 19 Maret 2022   07:10 1664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran blended learning yang dilakukan saat ini merupakan solusi pembelajaran dimasa pandemi. Secara teknis, pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara offline dan online. Sebagai seorang guru/pendidik, kita seringkali dihadapkan pada keadaan harus melakukan banyak sekali pekerjaan yang kadang membuat kita kehilangan konsentrasi. Saat kita berada dalam kondisi yang menekan, entah karena tuntutan yang terlalu besar atau terlalu banyak, tidak jarang kita merasa stress. Selain pendidik, siswa pun mengalami situasi yang sama. Mereka dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Selain tugas-tugas akademik, mereka juga harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan fisik, hubungan dengan teman sebaya, mencapai kemandirian dan tanggung jawab diri dalam keluarga dan masyarakat, menyiapkan rencana studi dan karier, dan lain-lain.

Menurut Ki Hajar Dewantara "Budi pekerti, watak dan karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat". (KHD,1936, Dasar-Dasar Pendidikan, Hal.6, Paragraph 3). Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus yang intinya merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan menguatkan watak dan tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.

Selain penguatan pendidikan karakter, penguatan pembelajaran sosial dan emosional yang ditujukan untuk jenjang pendidikan usia dini hingga menengah juga sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran sosial emosional sangatlah penting, karena dengan mengenali sosial emosional anak didik kita dapat mementukan langkah apa yang akan kita ambil kedepan. Pembelajaran sosial dan emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

Sosial emosional learning atau bisa di singkat dengan SEL adalah proses pembelajaran di mana belajar untuk mengelola emosi, peduli dengan sesamanya, mengenali emosi, membuat keputusan yang baik, berperilaku yang baik dan bertanggung jawab, mengembangkan perilaku yang positif, serta menghindari perilaku yang negatif.

Pendidikan sosial dan emosional ini juga berfungsi untuk mengajarkan pada anak untuk menjadi pribadi atau individu yang sadar akan dirinya sendiri dan sadar terhadap sosial disekitarnya, juga diharapkan anak mampu membuat keputusan yang kompeten dan bertanggung jawab. Proses pembelajaran anak dipengaruhi oleh aspek perkembangan emosi dan sosial. Karena pada proses pembelajaran ini, tidak hanya di pengaruhi oleh kemampuan kognitif saja. Pembelajaran sosial dan emosi juga sangat berpengaruh pada orang lain, lingkungan, bahkan dirinya sendiri.

Ada lima kompetensi kunci pengembangan dalam aspek sosial emosional anak yaitu pengendalian diri (self-awareness), kesadaran diri (self-management), ketrampilan sosial (social awareness), pengambilan keputusan bertanggung jawab (responsible decision making), dan ketrampilan berelasi (relationship managemen)t. Kelima kompetensi ini penting dikembangkan sejak usia dini untuk membangun dan menanamkan keterampilan sosial anak. Karena dengan mengembangkan keempat aspek sosial emosional anak tersebut akan berimplikasi pada tertanamnya sifat-sifat baik/ karakter-karakter unggul pada diri anak dalam dunia sosial. Metode-metode seperti bermain, modeling, story telling, drama dan lainnya tepat digunakan untuk mengembangkan kelima keterampilan tersebut.

Dapat disimpulkan pembelajaran sosial emosial sebagai dasar pendidikan karakter siswa, dimana itu adalah proses untuk mengembangkan sikap, nilai-nilai dan keterampilan yang diperlukan sebagai modal untuk anak dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sebagai awal dari penanaman pendidikan karakter pada siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun