Mohon tunggu...
Muhammad Ridho
Muhammad Ridho Mohon Tunggu... -

New writer

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pro dan Kontra Revolusi Mental

3 September 2016   21:50 Diperbarui: 3 September 2016   22:04 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak permasalahan yang terjadi di negara kita saat ini, mulai dari rakusnya pejabat yang memperkaya diri sendiri, pelanggaran HAM, hingga perilaku sehari-hari masyarakat seperti tidak mau antre dan kurang peduli terhadap hak orang lain. Namun, perilaku bisa diubah, mental dan karakter bisa dibangun. Karena itu revolusi mental bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan, agar bangsa kita bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Semenjak era pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sering kita dengar istilah revolusi mental, sebuah cita-cita yang ingin diraih dalam mewujudkan bangsa yang mandiri dan berdikari. Sejak kampanye pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, gerakan revolusi mental sudah dicanangkan sebagai salah satu "visi" dari Jokowi-JK. Setelah Jokowi-JK terpilih, gerakan revolusi mental menjadi salah satu gerakan yang terus digaungkan, meskipun ada pro dan kontra terkait gerakan ini, namun layak kita dukung bersama karena secara tujuan gerakan ini sangatlah mulia.

Lalu, apa sih sebenarnya maksud atau pengertian dari revolusi mental itu? dari yang saya baca dari revolusimental.or.id, secara garis besar revolusi mental adalah gerakan yang bertujuan untuk membentuk karakter masyarakat Indonesia agar menjadi bangsa yang mandiri dan berdikari. Gerakan revolusi mental juga bertujuan untuk merubah pola pikir (mindset) negatif menjadi positif dan membentuk manusia Indonesia yang berkarakter.

Sudah banyak langkah nyata yang dilakukan untuk mengaplikasikan gerakan ini. Dari bidang pemerintahan sendiri misalnya saja reformasi birokrasi, merubah aturan yang berbelit-belit,pemerataan infrastruktur giat dilaksananakan dan menerapkan sikap disiplin dalam pemerintahan dan masih banyak lainnya.

Seperti contoh kasus revolusi mental yang dilansir oleh media TEMPO.CO, penemuan narkoba di kompleks kostrad dengan cara menggeledah rumah warga yang diawali dengan tes urine yang merupakan kegiatan rutin internal kostrad. Berdasarkan pengecekan hasil tes urine ditemukan tiga anggota positif menggunakan narkoba.

Namun demikian, beberapa orang yang merasa pesimis kalau gerakan revolusi mental ini bisa terwujud, karena memang untuk dapat merubah pola pikir dan kepribadian masyarakat itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak orang yang beranggapan kalau gerakan revolusi mental itu hanyalah program kerja semata yang realisasinya tidak ada, karena dalam kenyataannya belum banyak bukti nyata dari gerakan ini.

Akan tetapi, gerakan yang bertujuan mulia ini layak untuk didukung, karena tanpa adanya tindakan nyata tak mungkin dapat merubah sesuatu. Kalau hanya berfikir negatif, pesimis, menganggap gerakan ini hanya sebuah jargon, tentu saja tujuan dari gerakan revolusi mental ini dapat terwujud.

Tak bisa semua bergantung pada pemerintah saja, karena gerakan ini merupakan gerakan yang berlaku menyeluruh, artinya bahwa seluruh rakyat Indonesia mempunyai "kewajiban" untuk mensukseskannya. Tanpa adanya peran serta seluruh rakyat Indonesia, mustahil gerakan ini bisa terwujud. Oleh karenanya perlu kesadaran dan tindakan nyata, dimulai dari hal-hal kecil, dimulai dari diri sendiri, kemudian kelingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Langkah-langkah kecil menuju perubahan kearah yang lebih baik merupakan salah satu bagian dari gerakan revolusi mental.

Satu hal yang harus diingat kita sekarang hidup di era reformasi yang membuat globalisasi dunia dengan paradigmanya sendiri. Maka dari itu cara pandang, pikiran, sikap dan perilaku dikemas dalam semangat  akan menghasilkan sebuah harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara yang mendekatkan pada tercapainya sebuah tujuan yaitu salah satunya revolusi mental yang dalam prakteknya dalam mewujudkan itu semua perlu adanya keikhlasan dan keteladanan. Kita bisa membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan memulai revolusi mental dari diri sendiri, sejak saat ini.

Daftar Pustaka

Satu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun