Mohon tunggu...
Ridho Aditya
Ridho Aditya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Topat di Desa Lingsar

13 April 2016   14:54 Diperbarui: 13 April 2016   15:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="nusatenggaraindonesia.com"][/caption]Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan atau acara yang telah menjadi kebiasaan atau sering dilakukan oleh masyarakat setempat. Kebudayaan juga dapat menjadi ciri khas bagi suatu daerah. Umumnya kebudayaan melibatkan satu kelompok masyarakat atau satu kelompok pemeluk agama saja.

Namun hal ini berbeda dengan kebudayaan di Desa Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Desa Lingsar memiliki kebudayaan yang unik. Disana terdapat kebudayaan yang melibatkan dua kelompok dari pemeluk agama yang berbeda. Perang topat merupakan sebuah acara adat di Desa Lingsar Kabupaten Lombok Barat. Perang topat dilakuka disebuah pura yang melibatkan masyarakat dari dua agama yang berbeda yaitu agama Islam dan agama Hindu. Perang topat ini dijadikan symbol dari kerukunan dua agama tersebut.

Acara adat ini biasanya dilakukan pada sore hari setelah shalat ashar. Saat acara perang topat, dua pemeluk agama yang berbeda (Islam dan Hindu) akan saling lempar dengan topat atau ketupat. Biasanya setelah perang topat berakhir orang-orang akan memungut topat atau ketupat yang telah digunakan untuk berperang dan membawanya pulang. Topat atau ketupat itu akan digantung pada pohon buah-buahan atau di pada sawah. Hal itu dilakukan agar tanaman atau buah-buahan yang ditanam dapat tumbuh dengan subur, karena menurut kepercayaan masyarakat setempat bahwa topat atau ketupat yang sudah digunakan dalam acara perang topat dapat membawa kesuburan bagi tanaman mereka. Hal itu sudah menjadi kepercayaan masyarakat Lingsar dari ratusan tahun dan masih diyakini sampai sekarang.

Dari acara adat perang topat tersebut nilai yang dapat kita ambil adalah nili kerukunan antar umat beragama, karena walaupun terdapat dua kelompok pemeluk agama yang berbeda (agama Islam dan agama Hindu) mereka tetap hidup rukun bahkan melaksanakan acara adat secara bersamaan

Refrensi

https://www.google.co.id/search?q=perang+topat+di+pura+lingsar&biw=1366&bih=657&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiDx-rCh4vMAhWJHpQKHdcrArIQ_AUIBigB#imgrc=dp6wSelj59vJbM%3A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun