Tapi aku ingin membagikan ini, mungkin agak relate (agak sih).
Apa pendapatmu tentang Perang Salibku?... Akankah Tuhan senang dengan pengorbananku?" tanya raja ke Robin Hood.
"Tidak. Tuhan takkan senang,"
"Kenapa kamu bilang begitu?"
"Pembantaian di Acre, Paduka..." kata Robin Hood ragu.
"BICARALAH!"
"Ketika Paduka perintahkan kami menggiring 2500 Muslim pria, wanita dan juga anak-anak, seorang wanita muda di kakiku, dengan tangan terikat, ia menengadah, menatapku. Bukan ketakutan yang ada di dalam matanya. Bukan kemarahan juga. Ia hanya kasihan. Karena ia tahu ketika Paduka memberi perintah, dan pedang kami akan memacung kepala mereka. Pada saat itu juga, kita jadi manusia tak ber-Tuhan. Kita semua.. tak ber-Tuhan."
Itu hanya cerita fiksi, tapi mungkin begitulah yang terjadi, begitulah yang dirasakan oleh orang2 yang tingkat keimanannya tinggi. Mungkin!
Sesudah itu, kau tahu apa yang kurasakan? Kenapa aku niat sekali membalas pesan itu? Apa karena aku akan merasa terhina jika tidak membalas pesan itu---sebab artinya aku tidak kompeten menulis begituan? Aneh banget sih aku.Â
Sebetulnya kalau aku cuekin pun tidak apa-apa. Dibilang tidak kompeten pun biarin. Karena kalau aku sesungguhnya seorang kompeten, pasti tulisanku ini dibayarlah.
Kemudian, beberapa jam berlalu dan hal yang mencengangkan terjadi. Tidak ada angin tidak ada hujan ada hujan deras dan ada udara dingin masuk ke kamarku, orang yang komentar di tulisanku itu memberi like di komentarku itu.