Mohon tunggu...
Ridhaningtyas WahyuAmanda
Ridhaningtyas WahyuAmanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Jakarta

Dare to dream, dare to achieve.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Drama Kolosal di Madrasah Aliyah Negeri: Peringati Hari Guru

3 Desember 2020   22:16 Diperbarui: 4 Desember 2020   22:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai, yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, berlaku, dan sebagainya (Haryamawan, 1988:1). Menurut Budianta (2002: 95) drama merupakan “sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada.” Drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre fiksi maupun puisi. Karena drama lebih menekankan pada bentuk karya yang dilakukan secara langsung dan konkret. Menurut Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen, bahwa drama adalah suatu kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia serta melahirkan kehendakan manusia dengan action atau perilaku. Dalam pertujukan drama, yang paling penting yaitu dialog karena dialoglah yang menentukan isi dari cerita drama yang dipertunjukkan atau dipentaskan.

Bagaimana dengan drama kolosal?

Drama kolosal merupakan salah satu genre drama yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seni pertunjukan, kisah cerita yang ditampilkan dalam dramanya adalah menampilkan lakon yang diangkat dari sebuah peristiwa maupun karya sastra. Jika yang diangkat adalah peristiwa, maka peristiwa yang digunakan dapat sesuai dengan kejadian yang dialami ataupun memperingati peristiwa.

Dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional pada tanggal 25 November. Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta mementaskan sebuah drama kolosal berjudul “Emas Hitam di Tanah Nusantara”, Senin 25 November 2019 di lapangan Al-Ins MAN 4 Jakarta. Penampilan ini dikhususkan pada siswa kelas XII. Acara yang diadakan setiap tahun yang menmpilkan pertujukan seni kolosal yang sangat bervariasi dan kreativitas yang tinggi. Pementasan ini menampilkan sekitar 300 siswa, dengan kolaborasi musik, drama, tari, puisi dan lain-lain. Tiap tahun, pementasan drama kolosal ini diberikan dari angkatan yang berbeda.

Pada tahun 2019 lalu, pementasan drama kolosal ini menjadi tahun terakhir angkatan 2019 menempuh pembelajaran di MAN 4 Jakarta, giliran mereka yang memberikan persembahan terakhir untuk Hari Guru. Bersama Pak Ama Gusti, sebagai guru kesenian MAN 4 Jakarta sekaligus sang pecentus pertunjukan kolosal. Dalam rangka pertunjukan drama kolosal, panitia dari siswa MAN 4 Jakarta mempersiapkan dari jauh-jauh hari bahkan bisa sampai sebulan untuk memaksimalkan pertunjukan drama kolosal.

Sinopsis drama kolosal ini menceritakan berawal dari TANGKAP! RASIS! BAKAR! begitu pekikan kata-kata yang memenuhi langit tanah Papua, belum lama ini telah terjadi kerusuhan di tanah pemilik Raja Ampat tersebut sehingga rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan gedung-gedung dibakar. Kejadian ini membuat masyarakat di sana ketakutan dan banyak yang mengungsi. Di lain sisi, ada seorang guru yang berhati mulia dari tanah Minang, Lah Rosa namanya. Sang guru pun dipindah tugaskan ke tanah Papua. Mampukah Lah Rosa mengatasinya? Setelah menoton drama kolosal Emas Hitam di Tanah Nusantara, akhir dari cerita ini adalah seorang guru bernama Lah Rosa meninggal dunia setelah ia berjuang untuk siswa-siswanya agar tetap belajar, dan meraih mimpinya. Selain drama, persembahan yang lainnya yaitu tari nusantara, pembacaan puisi, dan pembawaan lagu yang bertemakan Hari Guru. Para siswa dibawah bimbingan Pak Ama sukses menyajikannya dengan apik. Semua guru, staff, dan murid-murid MAN 4 Jakarta sangat menikmati persembahan Hari Guru.

Demikian pembelajaran drama di Madrasah Aliyah Negeri sudah diterapkan walaupun secara sederhana, sehingga siswa dapat merasakan bagaimana berakting sesuai tokoh yang dimainkan, merasakan bahwa akting itu tidak mudah, mendapatkan pengalaman dalam pertunjukan drama, dan mendapatkan ilmu dasar tentang drama. Dalam hal ini, peran guru sangat dibutuhkan untuk terus memberikan ilmu tentang drama. Secara tidak langsung siswa dapat mengimplementasikan atau menerapkan teori-teori yang sudah dipelajarinya yang kemudian terealisasikan dalam suatu pertunjukan drama. Selain itu, pembelajaran drama ini masuk ke dalam mata pelajaran seni kebudayaan (SBK) meskipun tidak dipelajari saat kelas XII, tetapi tetap ada jadwal khusus untuk latihan drama kolosal. Jadi, penilian akhir yang didapatkan oleh siswa-siswinya diambil dari drama kolosal yang ditampilkan.  Apresiasi setinggi-tingginya untuk Pak Ama sebagai guru kesenian selaku pembuat konsep drama kolosal yang mengkolaborasikan musik, tari, dan puisi pada Hari Guru yang tiap tahunnya selalu luar biasa di luar ekpetasi.

Dengan adanya pertunjukan drama kolosal yang tiap tahun diadakan sebagai memperingati Hari Guru, sebaiknya sekolah membuat kegiatan ekskul teater untuk memberikan wadah kepada siswa-siswa yang minat dalam dunia drama atau teater.

“Guru, engkau akan selalu berarti, jasamu akan selalu abadi. Terima kasih atas dedikasi para guru untuk membangun insan cendikia. Selamat Hari Guru!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun