Sudah menjadi kodrat dari manusia tentunya bergelut dan berkumpul di kampung halamannya, menyerahkan dirinya pada alam sekitarnya (Kosasih, 2005:86). Manusia merupakan bagian dari lingkungan, begitu pun lingkungan sekitarnya bagian dari manusia itu sendiri.
Hubungaan yang erat antara manusia dengan alam sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan pola-poka kebudayaan yang ada dalam diri manusia sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (Forde, dalam Kosasih, 2005:86). Hal tersebut sesuai dengan apa yang disebut dengan kebudayaan.
Menurut ilmu antroplogi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990:181).
Masyarakat Sunda (orang Sunda) tentunya tidak akan jauh dari kebudayaan dan mitos, dengan menyebutnya 'titinggal karuhun'. Yang disebut dengan warisan leluhur 'titinggal karuhun' adalah apapun bentuk tradisi, jenis barang, berbagai macam bangunan, serta peralatan yang diwariskan dari orang tua jaman dahulu sampai pada kita manusia jaman sekarang. Warisan itu ada yang masih dijaga dan banyak juga yang sudah punah, misalnya kebiasaan yang dipakai secara turun temurun.
Menurut etimologis, kata kebudayaan berasal dari Sansekerta yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang mempunyai arti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Menurut para ahli yang lainnya ada perbedaan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu.
Kebudayaan merupakan seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu, yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Kebudayaan itu menyeluruh. Karena itu, bagi seorang ahli ilmu sosial tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudyaan. Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam sesuatu kebudayaan.
Kebudayaan merupakan pengetahuan manusia yang diyakini kebenarannya oleh yang bersangkutan dan yang diselimuti serta menyelimuti perasan-perasan dan emosi-emosi manusia, serta menjadi sumber untuk menilai, yaitu penilian yang baik dan buruk, berharga atau tidak, bersih atau kotor, dan sebagainya. Hal itu terjadi karena kebudayaan mengandung nilai-nilai normal yang bersumber pada pandangan hidup dan kode etik yang dimiliki oleh setiap manusia (Baried, dalam Suryani ,2008:140 ).
Pewarisan kebudayaan bisa terjadi lewat bahasa, lewat pendidikan. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia agar berkarakter sebagai pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa.
Anak adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Oleh karena itu, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk memberi inspirasi dan rasa bangga pada anak. Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya untuk menimbulkan rasa bangga yang tercermin, dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, dan berbangsa.
Samagaha
Samagaha dalam kamus umum bahasa Sunda berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya gelap atau remang-remang, pada waktu bulan menghalangi matahari atau sebaliknya, bulan berada pada bayang-bayang bumi . Gerhana bulan terjadi pada waktu malam hari ketika bulan purnama, sedangkan gerhana matahari terjadi ketika siang hari ketika bulan masuk bayang-bayang matahari, sehingga matahari terhalang oleh bulan. Orang Sunda menyebutnya bulan tanggal.