Menjalani hari di tengah karantina dan situasi yang tidak seperti biasanya menjadi pembelajaran yang tidak akan terlupakan. Tepat di tanggal 7 Mei 2020, masyarakat beragama Buddha merayakan Hari Waisak dan para Muslim berpuasa di bulan Ramadhan. Semua bersama memohon untuk dapat melalui kondisi ini dalam keadaan sehat bersama orang-orang tersayang. Pada kesempatan ini mari kita bersama belajar untuk tetap optimis percaya semua dapat kita lewati bersama. Menjunjung tinggi kemanusiaan dan tenggang rasa terhadap segala perbedaan yang dimiliki satu sama lain.
Hari ini saya menonton sebuah IG TV dari instagram Becky Tumewu dan menyadari bahwa keadaan yang dihadapi oleh semua orang di seluruh dunia dengan cara adaptasi dan penyelesaian yang berbeda-beda. Ada yang menganggap sekarang saatnya untuk lebih dekat dengan keluarga di rumah dan bisa beristirahat dari kesibukkan sehari-hari, ada yang berusaha berjuang melewati ini semua dengan tetap bekerja dalam kondisi sekarang. Semua melakukan adaptasi dengan caranya masing-masing. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang menghakimi satu sama lain. Mari bersama menyatukan pikiran yang optimis, karena badai pasti berlalu.
Mungkin berita yang ada sekarang kerap kali mudah memancing emosi untuk ikut berkomentar apalagi dengan kemudahan yang disediakan oleh sosial media untuk bersuara, namun alangkah baiknya untuk berpikir dua kali sebelum berpendapat. Jika komentar Anda hanya untuk memperkeruh suasana, lebih baik jangan. Dari situasi ini kita belajar untuk berempati dan mengutarakan pendapat dengan bijak. Mari kita kobarkan semangat menyambut Hari Waisak dan Hari Raya Idul Fitri untuk menyambut kebaikan yang akan datang untuk kita semua tanpa terkecuali. Tetap terus berdoa, memohon ampun, saling bantu dan tentunya jangan patah semangat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H