Tujuan kita belajar adalah untuk mengubah perilaku (Bahaviour Changes).
Perilaku ini mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Ketiga-tiganya bisa diperoleh di lembaga pendidikan formal, semi-formal maupun non-formal.
Formal berarti di bangku sekolah atau kampus universitas.
Semi-formal di lembaga pelatihan atau kursus.
Sedangkan yang non-formal di dalam keluarga ataupun masyarakat.
Ketiga-tiganya bertujuan sama, yakni  mempertajam kompentensi.
Yang dimaksud di sini adalah meningkatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya lewat ketiga lembaga di atas.
Penajaman kompetensi ini biasanya dibutuhkan untuk meraih tujuan tertentu. Misalnya melanjutkan kuliah atau perolehan kerja.
*****
Masalahnya, rata-rata tujuan sekolah atau kuliah yang ada di kita adalah untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Â
Sementara kebanyakan kita berharap sesudah selesai kuliah pingin langsung dapat kerja. Di sinilah jarak yang kita temukan.
Oleh sebab itu, guna perolehan kerja yang cepat, dibutuhkan penajaman kompetensi. Kompetensi dalam artian pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja.
Penajaman kompetensi tersebut bisa diperoleh melalui pelatihan formal di lembaga-lembaga pelatihan yang bersertifikat ataupun yang non formal seperti mengikuti pelatihan gratis yang ada di media social atau langsung di tempat kerja.
*****
Sebelum mengikuti pelatihan, hendaknya dilakukan identifikasi potensi. Kandidat perlu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mengetahui minat terbesar sangat penting agar pelatihan bisa fokus.
Ada pelatihan ini yang sifatnya wajib dan ada pula yang sifatya sebagai penunjang. Yang wajib ditujukan pada perolehan keterampilan utama, yang biasanya bersifat teknis, misalya penajaman keterampilan pembuatan video (video making skills). Sedangkan keterampilan penunjang, misalnya kursus bahasa.
*****
Upaya mengidentifikasi potensi ini sangat mudah dengan cara membuat daftar apa saja minat dan keterampilan dasar yang dimiliki atau potensial dikembangkan. Misalnya bisa dimulai dari menuliskan kemampuan mengoperasikan atau potensi di teknik mesin, pertukangan, elektro, listrik, bangunan, pertanian, sipil, kapal, pesawat, pelabuhan, kesehatan, perhotelan dan seterusnya.
Sedangkan keterampilan penunjang bisa digunakan sebagai Plan B yang sifatnya mendukung keterampilan utama. Misalnya mempelajari bahasa asing, komunikasi dan presentasi, computer, akutansi, menulis, seni lukis, olahraga, dan seterusnya.
*****
Dengan demikian, saat menyusun Curriculum vitae, pembaca bisa dengan mudah mengidentifikasi apa yang mereka cari serta menyamakan dengan yang dimiliki oleh kandidat pencari kerja.
Makanya, jangan malu untuk bertanya kepada senior yang sudah berpengalaman terkait perolehan keterampilan tambahan. Tidak harus bayar. Banyak yang tersedia free di interet.
Memanfaatkan jaringan (network) juga sangat disarankan. Melalui mereka kita bisa mendapatkan informasi luas tentang peluang kerja yang ada.
Sesudah mendapatkan keterampilan tambahan, bisa dipastikan kompetensi kita akan bertambah. Bubuhkan kelebihan ini pada CV anda. Ini penting guna meyakinkan pemilik usaha. Â Â
Yang terakhir, jangan hanya menuliskan secara garis besar, misalnya mampu mengoperasikan mesin. Namun jelaskan mesin apa, tipe mesin yang digunakan, serta kemampuan fault finding sekiranya terjadi kerusakan.
Informasi seperti ini sangat bermanfaat. Semakin lengkap informasi yang ada, makin membantu kandidat menyingkirkan kandidat lain karena kelengkapan kompetensi yang ada.
*****
Singkatnya, tidak perlu minder menjadi pemula atau freshgrad. Yang penting adalah memiliki kemauan untuk belajar giat dan mengetahui sesuatu yang baru. Jangan lupa bahwa dunia kerja itu membutuhkan keterampilan nyata dengan menggunakan tangan. Bukan hanya ilmu pengetahuan yang hanya dihafal di otak kepala. Â Â
Have a nice day.....
Makassar, 16 December 2021
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H