Jauh sebelum pindah kerja ke Makassar, saya bayangkan bagaimana nanti di sana, karena tidak punya seorangpun yang saya kenal. Ada satu orang, itupun saya tahu saat kami ada pertemuan Ikatan Mahasiswa Keperawatan se Indonesia tahun 2014 silam. Sudah cukup lama. Sementara saya ke Makassar tahun akhir lalu. Bukan apa-apa sebenarnya. Hanya saja faktor kenyamanan beda antara memiliki teman dan yang tidak.
Yang saya lakukan kemudian adalah kontak beberapa 'teman' yang ada di medsos. Namanya juga medsos, pasti beda 'aroma' kedekatan nyadengan yang secara fisik kita kenal.
Maka yang saya lakukan kemudian adalah menghubungi mereka. Incredibly, it clicks. Ajaibnya, berhasil. Tidak kurang dari sepuluh orang yang saya kontak. Beberapa informasi yang saya butuhkan dari mereka ada.Â
Tentang lokasi tempat pondokan, harga rata-rata kos-kosan biaya hidup hingga organisasi yang ada, yang saya bisa gabung dan beberapa rumah sakit serta alamatnya. Semuanya saya dapatkan. Alhamdulillah.
Formula ini sangat ampuh.
Kemampuan berkomunikasi dalam medsos untuk mendapatkan tujuan ternyata sangat mudah. Hanya berbekal teknik memperkenalkan diri lewat medsos, kita bisa mendapatkan banyak informasi yang kita butuhkan. Cukup memperkenalkan diri, menyampaikan permohonan maaf karena sudah mengganggu, Â kemukakan maksud dan tujuan, kapan rencana datang, sampaikan ucapan terima kasih, serta penutup dengan harapan bisa jumpa. Dengan hanya berbekal itu saja, kita bisa mendapatkan teman.
*****
Berbicara tentang teman, gampang-gampang susah. Gampangnya, seperti contoh yang saya tuliskan di atas. Sepanjang tujuan kita jelas, ditulis dengan gaya bahasa yang muda dicerna, orang tidak bakalan curiga.
Etika terumata, sangat penting untuk dikedepankan guna menambah jumlah pertemanan. Sepanjang kita kedepankan sisi etis ini, orang lain akan dengan mudahnya menerima pertemanan kita. Kita pun bisa dapatkan apa yang kita mau.
Susahnya, jika kita mengedepankan rasa curiga dan menutup diri. Jangan harap dapat teman. Jangan-jangan malah musuh yang kita temukan.