Kholis, seorang perawat muda asal Sumbawa, sekitar 5 tahun tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang berikut, sesudah menyelesakan Sarjana Keperawatannya di Yogyakarta.
Saat ini, lulus dengan mengantongi Ijazah Sarjana Keperawatan tidak bisa begitu saja bekerja, karena tidak medapatkan pengakuan profesional, kecuali menjalani pendidikan profesinya.Â
Guna meneruskan program profesi ini, tentu saja butuh dana yang tidak sedikit. Minimal Rp 20 juta. Sebuah angka yang cukup besar bagi kebanyakan masyarakat kita.
Kholis berangkat dari keluarga sederhana. Orangtuanya petani dengan sebidang sawah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya di Sumbawa.Â
Itupun, masih jauh dari yang namanya lebih. Meskipun ada ternak ayam, hanya beberapa ekor. Orangtuanya bangga mampu mengirimkan Kholis untuk kuliah ke Yogya hingga rampung S1 nya. Hal itu bukan sesuatu yang mudah bagi kedua orangtuanya.
Menyadari akan kondisi ini, Kholis memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan profesi. Sebagai gantinya, Kholis mencari berbagai peluang agar bisa bantu, setidaknya bagi dirinya sendiri sebelum membantu orangtuanya. Kholis berusaha jika mungkin menabung  supaya bisa meneruskan pendidikan profesinya.
Saat saya tulis artike ini, Kholis sudah tinggal tiga bulan lagi merampungkan pendidikan profesinya di Mataram, Lombok. Dana yang digunakan adalah hasil menabung selama sekitar 3 tahun kerja. Selama tiga tahun Kholis menekuni pekerjaan sebagai Caregiver.
Kholis tergolong sangat beruntung. Dengan profesinya sebagai Caregiver, dia sempat keliling ke beberapa negara di Asia Tenggara dan Australia.
Bekal bahasa Inggrisnya yang lumayan bagus, mengantarkannya kepada perolehan peluang yang tidak banyak dilirik oleh generasi saat ini.