Lantas mengapa masih melakukan uji tulis, uji pengetahuan? Agar tidak kecolongan? Jumlah soal 25 sampai 100. Waktunya 30 menit-120 menit. Soalnya asal comot, tidak sesuai dengan kebutuhan di tempat kerja. Bayangkan, mereka butuh perawat ICU, OK atau IGD. Â Ujiannya soal-soal keperawata umum. Relevansinya apa? Kecuali soal-soalnya sesuai spesialisasinya masih bisa diterima.
Akhirya saya berkesimpulan, ini akal-akalan lembaga atau perusahaan. Sesudah lulus uji tulis, kemudian ujian psikotes. Untuk apa? Sesudah itu interview dengan HRD. Sesudah dengan HRD, dengan Kepala Ruang atau Direktur. Banyak banget. Kapan kerjanya? Gajinya sama saja dengan UMR pegawai Supermarket yang seleksi masuknya cukup dengan supervisornya. Sesudah diterima pun, harus ikut program orientasi. Nah, kan? Â
Friends......
Negeri kita ini sedang berbenah dengan aneka akreditasi dan sertifikasi. Makanya jangan heran jika hidup makin sulit, saingan makin sengit, dan gaji makin pelit....... Yang bisa bertahan adalah yang mampu menyesuaikan diri dengan keadaan.
Welcome to negeri +62.........
19 March 2021
Ridha Afzal Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H