Allah SWT Maha Tahu.......
PKI, Petrus, Gali, Preman
SESUDAH merdeka, konflik tidak kunjung usai. Mereka yang haus akan kekuasaan, menyelinap lewat partai politik. Di sana kemudian ditanamkan ideologi-ideologi kayak orang dagangan. Yang paling 'mengerikan' adalah Partai Komunis Indonesia (PKI).
Meski saya tidak menyaksikan langsung, dari sejarah yang saya baca, serta tayangan film G30S PKI, bisa saya bayangkan, bagaimana keji dan serem nya PKI ini. Tahun 1965-66 adalah masa-masa suram negeri ini sesudah dijajah.
Tidak berhenti sampai di situ. Pada zaman Pak Harto, memang tidak ada ulama yang dilecehkan kayak sekarang. Tetapi tidak kalah 'action' juga. Korupsi besar-besaran, semua jabatan dan kedudukan dimilterisasi. Dari RT hingga Gubernur dan Menteri, semuanya berseragam hijau.
Nyatanya Pembunuhan Misterius, preman, Gali, juga ada. Era tahun 1980-an, sebuah operasi rahasia yang melenyapkan preman-preman dihabisi. Kadang, ada yang salah tangkap.Â
Betapa ngeri ibu-ibu yang pagi-pagi sesudah Salat Subuh, menemukan karung berisi tubuh tanpa kepala. Atau kepala tergeletak di jalan, tanpa tubuh. Hidup serasa dalam film horror.
Tidak lama sesudah itu pada zaman Gus Dur ada pembunuhan kyai-kyai atau ulama-ulama di daerah Banyuwangi yang dituduh Tukang Santet. Tidak jauh dengan Hitler. Â
Novel Baswedan Diserang
MUNGKIN pada era SBY agak bisa sedikit lega, sesudah kasus Munir yang diracun pada tahun 2004. Dunia Hak Azasi  (HAM) manusia kita geger. Semua orang jadi was-was, karena bisa-bisa diracun, tidak ada yang tahu. Naik pesawat pun, akhirya tidak makan.  Kasus Munir hingga kini tidak clear. Di era Reformasi yang bebas ini, ternyata tidak leluasa.
Meluasnya kasus korupsi yang tidak kunjung berhenti, Narkoba yang merajelala, menjadi latarbeakang berdirinya KPK. Dari situ kemudian lahir Novel Baswedan.