Siapa yang tidak kenal dengan Prabowo se-antero negeri ini? Sementara para 'pendatang baru' yang bakal diusung oleh apapun partai yang bakal mendukungnya berusaha sekuat tenaga memperkenalkan diri, Prabowo nanti, tidak perlu banyak cuap-cuap.
Tahun lalu, kalaupun penggemar Prabowo ada yang 'murtad', mereka masih akan mikir-mikir dulu, untuk milih siapa yang bakal dijadikan jagonya. Prabowo memiliki fans yang rata-rata fanatic. Mereka tahu siapa sebenarnya Prabowo.
Pemilu 2024 nanti, tidak akan terjadi banyak perubahan pergeseran jumlah suara kalaupun mengalami penggemar Prabowo mengalami kemunduran'. Justru akan naik ratingnya. Kecuali Prabowo mengambil langkah yang mengecewakan pendukungnya.
Pemilu masih empat tahun lagi. Saat ini, partai politik sedang bergerilya mengidentifikasi siapa yang bakal dijagokan nanti. Bagi Prabowo dan Timsesnya, andai Prabowo positif melangkah ke Capres, tidak perlu berusaha keras untuk mendongkrak reputasinya. Prabowo tidak butuh traktor penggenjot lagi.
Saingan
Saingan Prabowo nanti, betapapun statusnya senior sekelas Amien Rais, akan menjadi 'pendatang baru' dalam pergulatan Capres 2024. Dia akan berusaha ekstra keras guna mencari jalan, bagaimana bisa mengalahkan Prabowo. Paling banter Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan
Pasalnya, saat ini, Prabowo sudah berada dalam kalangan 'orang dalam'. Secara politis, ini sangat menguntungkan Prabowo.Â
Dengan ditariknya Prabowo dalam barisan Kabinet Indonesia Maju, terlebih di Kementrian Pertahanan, salah satu kementrian yang paling 'bergengsi' dan banyak mendapat sorotan dalam dan luar negeri, jalan Prabowo bakal mulur.Â
Terlebih, masuknya Prabowo dalam jajaran Kabinet Jokowi, tidak asal main comot.
Mereka berdua, Jokowi dan Prabowo, pada dasarnya sudah lama saling kenal, jauh sebelum pertarungan pada Pemilu tahun lalu. Kita rakyat kecil ini tahu apa?
Karena itu, meskipun agak kesel juga saat mendengar pertama kali Prabowo masuk dalam Kabinet Jokowi sesudah kekalahan Pemilu lalu, dalam hati ini berkata, :"Prabowo ini ahli strategi. Pasti tidak sesederhana pikiran kita, mengapa masuk dalam lingkaran rival nya."