Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Risma: Wanita Perkasa, Tjut Nya' Dien Era Digital

28 Agustus 2020   19:01 Diperbarui: 28 Agustus 2020   18:50 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan patung Suroboyo. Dokpri.

Keteladanan dan Kontroversial Risma

Sebagai ibu dari dua orang anak, pemimpin, teladan dari kaumnya, Risma dikenal juga sebagai pejuang yang gigih di era modern yang penuh tantangan. Risma menunjukkan peran seorang wanita yang tidak hanya mengedepankan kelembutan sebagai ibu bagi anak-anaknya. Lebih dari itu, ketegasan, peran sosial, dan pendidikan serta politik, semuanya dimainkan.

Makanya, dengan segudang keteladanan ini, Risma disegani kawan maupun lawan politiknya. Dia bisa merangkul semua elemen masyarakat. Kalaupun ada yang pro dan kontra terhadap Risma, itu hal yang biasa.  

Sebagai contoh isu Socrates Award 2014, mengklaim Surabaya masuk kategori sebagai Future City, Risma dikira 'membeli' penghargaan tersebut pada April 2014. Kemudian kasus Pasar Turi (2015), Risma dianggap tidak kunjung menyediakan Tempat Penampungan Sementara atas pembongkaran pasar tersebut. 

Belum lagi adanya perseteruan dengan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017; dugaan keterlibatan pembangunan Basemen RS Siloam yang menyebabkan amblesnya bagian bawah rumah saki tersebut sedalam 10 meter, diduga ada keterlibatan anak Walikota Surabaya dalam proses perizinannya. 

Serta dugaan kasus penghinaan di media social dari seorang asal Bogor terhadap Risma, Dzikria Dzatil, dengan menyindirnya sebagai 'Kodok Betina'  (Tribunnews, 2 Juni 2020).  Sebagai pemimpin, Risma tidak pernah sepi dengan tiupan angina topan sepajang karirnya membangun Surabaya.

Di depan patung Suroboyo. Dokpri.
Di depan patung Suroboyo. Dokpri.
Tjut Nya' Dien Ala Jawa Timur

Meskipun tidak bisa saya samakan dengan Tjut Nya' Dien-nya Aceh, yang dengan gigih melawan Penjajah Belanda, Risma juga mengalami hal yang boleh dikata 'sama'. Bedanya, Risma mendapat tekanan dari orang-orang sesama warga Indonesia.

Risma beberapa kali mendapatkan ancaman, mulai dari pembunuhan, nyaris ditabrak truk, hingga diteror ular misterius (Gridpop.com., 8 Maret 2020).

Sebagai warga Aceh yang sedang berada di perantauan, sejujurnya, saya kagum dengan Ibu Risma. Kegigihannya dalam membangun bangsa ini tidak tanggung-tanggung. Tidak takut dengan risiko, tidak mundur karena pengaruh.

Terlebih, sebagai seorang wanita, saya katakan (maaf) seorang 'Nenek', dengan usia yang mencapai 60 tahun, 2021 nanti, beliau masih sangat bersemangat dan tidak kalah dengan peremuan-perempuan muda yang sibuk dengan fashion, medsos dan fenomana artis dadakan. Bahkan dibandingkan dengan bapak-bapak. Risma lebih di atas mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun