Sayangnya, kadang kita tidak bisa membedakan antara kritikan dan kebencian. Hal yang abu-abu ini tidak jarang dipersepsikan sebagai sesuatu yang negative. Ujung-ujugnya, bila tidak hati-hati, jangan-jangan teman-teman bisa masuk Bui.
Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Rocky Gerung
Tiga orang ini, walaupun secara pribadi tidak ada hubungan dengan saya. Kadang saya suka jalan fikirannya. Secara langsung atau tidak, jika berfikir positif apa yang dikemukakan mereka adalah demi kebaikan kita semua, warga negara dan bangsa Indonesia.
Kalau Fahri Hamzah misalnya disebut sebagai orang yang banyak omong, lha namanya saja orang DPR, memang kerjanya cuma ngomong. Demikian pula Fadli Zon dan Rocky Gerung yang kerjanya sebagai senior, ngomong doang. Mau kerja, kerja apa? Duit mereka punya, nama baik? Sudah terkenal. Jadi apalagi yang dicari?
Kalau soal ada yang membenci, jangankan mereka, Rasullullah Muhamad SAW saja, manusia terbaik di muka bumi ini dimusuhi oleh kaumnya sendiri.
Saya ingin berfikiran seperti mereka. Out of the box. Tidak selalu selaras dengan cara pandang orang banyak. Termasuk mau jadi PNS dan dapat Gaji ke-13.
Bagi saya, untuk membangun negeri ini tidak harus jadi Pegawai Negeri. Jadi apa saja dan siapa saja serta di mana saja itu bebas dan dilindungi undang-undang. Sepanjang tidak merugikan masyarakat, bangsa dan negara.
Kalau soal penghargaan, saya tidak pernah mikir. Lagi pula, siapa mau memberi penghargaan kepada saya yang belum apa-apa ini? Perkara Fahri Hamzah atau Fadli Zon atau Rocky Gerung, yang akan dipanggil ke Istana untuk menerima Tanda Jasa Bintang Mahaputera Nararya atau tidak, itu saya tidak peduli. Toh piagam yang mereka terima, tidak akan sanggup mengubah nasib saya. Â
Yang penting bagi saya di masa mendatang adalah harus dapat penghasilan yang melebihi Gaji ke-13. Titik! Â
 Â
Malang, 11 August 2020
Ridha Afzal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H