Mohon tunggu...
Ridha Afzal
Ridha Afzal Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

If I can't change the world, I'll change the way I see it

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membandingkan "Kejamnya" Ibu Tiri dan Ibu Kandung

16 Juni 2020   06:59 Diperbarui: 16 Juni 2020   07:13 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hardy, 2013. Personal Collection 

Sementara itu, di kampung kami, tidak sedikit anak-anak yang diasuh oleh ibu kandungnya, tapi nakalnya minta ampun deh! Ada yang suka kumpul-kumpul di sudut jalan, bertato, ngobrol tanpa kerjaan yang jelas. Saya dengar ada yang pernah 'dijemput' polisi karea kasus Narkoba. Saya juga dengar dari Ibu Ummi, seorang nenek, ada yang nakalnya gak ketulungan: mencuri barang-barang dapur dan dijua ke Ibu Ummi. Padahal, mereka ini diasuh oleh ibu kandungnya sendiri.

Dari kisah tetangga sebelah, Ibu Fulani ini tidak akan saya jeneralisasi statusnya sebagai seorang ibu tiri. Bahwa ibu tiri yang jahat itu mitos. Bukan nyata.

Di dalam Islam, kedudukan ibu kandung atau ibu tiri itu sama. Ibu tiri adalah istri yang sah, ibu yang sah (mahram) bagi anak dari suami. Ibu tiri yang memiliki anak, adalah anak pula bagi suaminya. Ibu tiri juga berhak mendapatkan nafkah dari suaminya, memperoleh tempat tinggal yang layak, mendapat pergaulan yang baik dari suaminya, mendapat warisan serta mendapat mut'ah atau harta jika ia dicerai.

Tugas seorang ibu, apakah kandung atau ibu tiri dalam pandangan Islam juga sama: memberikan pendidikan, melindungi, memberikan kasih saying, memperlakukan anak lemah lembut, menjaga harta dan nama baik suami dan keluarga serta mengasuh anak-anaknya dengan cinta yang utuh. 

Demikian pula kewajiban anak-anak terhadap ibu tirinya, sebagaimana yang termaktub dalam Al Quran Surat Al Isra: 23-24: "Dan Rabb mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melinkan hanya kepada-Nya dan berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika seorang atau di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "Ah...", dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucakanah 'Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya   sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil".

Ringkasnya, ibu tiri bukan ibu sampingan. Ibu tiri yang berbuat baik tidak beda, sebagaimana ibu kandung yang memperlakukan anak-anak dan keluarganya dengan baik, akan membawa kemuliaan serta kebaikan. Layaknya ibu kandung yang juga bertugas dan berkewajiban pada anak-anak serta keluarganya.

Ibu tiri yang sah, tidak pernah dipandang lebih rendah statusnya, baik dari sudut pandang agama maupun hukum negara yang legal. Nilai dan nama baik seorang ibu, apakah ibu kandung atau ibu tiri, bergantung pada perilaku, moral serta amalnya. Bukan status atau kedudukannya.

Malang, 16 June 2020
Ridha Afzal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun