Mohon tunggu...
RIDHA ANNISA
RIDHA ANNISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKES MITRA KELUARGA

Mahasiswa S1 Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan Melakukan Aktivitas Fisik

29 November 2023   08:59 Diperbarui: 29 November 2023   09:34 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut WHO perkembangan populasi lansia di dunia akan meningkat sekitar 600 juta hingga 2 miliar lansia pada tahun 2050, dan kawasan Asia merupakan kawasan yang paling banyak mengalami perubahan komposisi penduduk. Jumlah lansia akan meningkat sekitar 82% dalam 25 tahun ke depan (M & Erwanti, 2018).

Jumlah penduduk lansia di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 adalah sebesar 9,92% atau 26,82 juta jiwa, Pada tahun 2025 diprediksikan populasi lansia sebanyak 33.69 juta, tahun 2030 (40.95 juta) dan tahun 2035 (48.19 juta) dari total penduduk Indonesia dan tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak ke-8 di dunia (Zakirullah et al., 2022).  

Peningkatan jumlah lansia juga dapat berdampak pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia yang menimbulkan beberapa permasalahan kesehatan pada lansia. Masalah kesehatan terbesar lansia adalah penyakit degeneratif yang diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia dengan penyakit degeneratif tidak dapat melakukan aktivitas. Salah satu penyakit degeneratif pada lansia adalah penurunan pada fungsi kognitif. Fungsi kognitif merupakan proses mental dalam memperoleh pengetahuan atau keterampilan serta kecerdasan yang meliputi cara berpikir, daya ingat, pemahaman, perencanaan, dan pelaksanaan (Sauliyusta & Rekawati, 2016).

Terdapat beberapa faktor yang dapat memperhambat penurunan fungsi kognitif pada lansia dan mencegah terjadinya demensia, salah satunya berupa aktivitas fisik. Saat berktivitas fisik dapat merangsang pertumbuhan saraf yang kemungkinan dapat menghambat penurunan fungsi kognitif pada lansia (Muzamil et al., 2014). Aktifitas fisik didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang melibatkan otot rangka dan dapat menghasilkan energi. Kegiatan ini merupakan salah satu metode yang dapat mengurangi risiko penurunan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia (Noor & Merijanti, 2020).

Selain itu aktivitas fisik, otak akan merangsang untuk dapat meningkatkan protein yang terdapat di otak yang disebut Brain Derived Neutrophic Factor (BDNF). Protein BDNF ini berperan penting dalam menjaga sel saraf agar tetap sehat dan bugar. Jika kadar BDNF rendah maka akan menyebabkan penyakit kepikunan atau demensia. Namun, sebagian besar lansia justru mengurangi aktivitas fisiknya karena mereka merasa aktivitas fisik seperti olahraga tidak sesuai dengan gaya hidup mereka, meski ada diantara dari mereka menyadari manfaatnya (Zakirullah et al., 2022).

Fungsi dari aktivitas fisik pada lansia ialah untuk meningkatkan kadar neurotrophic serta mempertahankan aliran darah yang memfasilitasi nutrisi yang cukup di otak. Aliran darah yang disertai dengan nutrisi dan kadar neutrofik akan mengubah struktur saraf otak sehingga fungsi otak dapat terjaga dalam hal kognitif. Namun penurunan aktivitas fisik pada lansia dapat menyebabkan penurunan aliran darah sehingga dapat mempengaruhi fungsi kognitif lansia (Anak Agung Diah Pradnyautami, Gede Parta Kinandana, Sayu Aryantari Putri Thanaya & Andayani, 2023)

Pada lansia, aktivitas fisik termasuk waktu luang mereka, misalnya berjalan, duduk, berkebun, atau kegiatan rumah tangga dalam konteks keluarga, komunitas, dan kegiatan sehari-hari (Dian et al., 2023). Selain itu dengan melakukan aktifitas fisik seperti senam aerobik dengan intensitas rendah setidaknya dilakukan minimal seminggu sekali selama 30 menit, melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin baik yang diadakan di masjid ataupun di rumah tetangga, ataupun melakukan kebersihan rumah baik pagi hari maupun sore hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup lansia (Ariyanto et al., 2020).

Penelitian yang dilakukan (Shalim et al., 2017) mengatakan bahwa melakukan kegiatan memasak, berbelanja, dan mencuci piring memiliki hubungan yang bermakna dengan fungsi kognitif. Memasak dikategorikan sebagai aktivitas kreatif, yaitu aktivitas yang melibatkan proses intelektual dalam mengidentifikasi masalah, memilih strategi pemecahan masalah yang tepat, dan menggunakan pengetahuan untuk memecahkan suatu masalah. Memasak dan berbelanja juga termasuk instumental activity of daily living (IADL), yaitu aktivitas sehari-hari kompleks

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun