Untuk kesekian kalinya, pemerintah akan kembali mengurangi subsidi BBM yang rencananya akan mulai diberlakukan bulan maret nanti. Sejauh ini belum tampak nyata penolakan dari masyarakat, padahal pengurangan subsidi ini tentunya akan berdampak pula pada kenaikan harga BBM.
Sudah sangat jelas, bahwa kebijakan mengurangi subsidi BBM ini merupakan kebijakan yang keliru dan merugikan rakyat. Pasalnya, rakyatlah yang akan sangat merasakan dampak dari pengurangan subsidi ini, yaitu naiknya harga BBM dan harga kebutuhan pokok sedangkan tidak diimbangi pula dengan naiknya taraf pendapatan daya beli masyarakat masyarakat.
Setidaknya ada beberapa alas an mengapa masyarakat harusnya melihat kebijakan ini sebagai kebijakan yang keliru dan menjadi alas an untuk menolak kebijakan ini, antara lain kondisi Indonesia yang memiliki cadangan migas yang sangat besar, tetapi justru sumber daya yang melimpah itu sebagian besar diserahkan pengelolaannya pada pihak asing, subsidi BBM yang selama ini dianggap membebani APBN merupakan suatu anggapan yang keliru, pelan tapi pasti pembatasan subsidi ini merupakan langkah bertahap untuk menghapuskan subsidi BBM. Semua alas an berujung pada satu titik, yaitu rakyatlah yang dirugikan karena akan menyebabkan pengeluaran masyarakat membengkak untuk membeli BBM.
Padahal, jika kita telaah dari kacamata islam, BBM yang merupakan bagian dari sumberdaya migas merupakan milik rakyat yang harus dikelola oleh Negara untuk kesejahteraan masyarakat. Menyerahkan pengelolaannya kepada pihak asing adalah suatu kebijakan yang salah fatal, karena pihak pengelola asing hanya memikirkan bagaimana mendapatkan keuntungan sebesar - besarnya untuk kantong pribadinya tanpa memikirkan nasib masyarakat banyak, dan ini merupakan kebijakan yang sangat kapitalistik.
Dalam sistem pemerintahan islam, kepala Negara bertanggung jawab mengurus segala urusan rakyat, termasuk pengelolaan migas yang menguasai hajat hidup orang banyak. Pihak swasta atau asing tetap boleh berperan, tetapi terbatas pada sector yang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak.
Oleh karenyanya, sudah seharusnya kita menolak kebijakan yang keliru ini, serta mencampakkan sistem kapitalis yang mengatur negri ini dan menggantinya dengan aturan - aturan dari islam. Sehingga, kerahmatanlah yang akan dirasakan seluruh rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H