[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi (Courtesy: Life Hacker)"][/caption] Belum lama ini Apple baru saja mengumumkan update terbaru untuk sistem operasi kebanggaannya yaitu iOS yang kini sudah memasuki versi ketujuh. Pada OS tersebut, Apple melakukan perubahan besar-besaran dari segi desain mau pun fitur. Sistem operasi baru itu mendapat sambutan yang cukup hangat tapi tak sedikit juga yang melontarkan kritikan pedas. Pasalnya, Anda bisa dengan mudah menemukan citarasa sistem operasi Android dan Windows Phone 8 pada iOS 7. Apa yang sesungguhnya terjadi? Hal ini mungkin terdengar agak menggelikan tapi faktanya tiga raksasa teknologi terbesar di dunia yaitu Apple, Google, dan Microsoft memang menganut budaya saling jiplak. Ketiga perusahaan ini kerap terlibat konflik dan aksi saling tuntut soal pelanggaran hak cipta lantaran perangkat yang mereka perkenalkan memiliki kemiripan satu sama lain. Seolah kisah cinta segitiga  tak cukup rumit, BlackBerry pun akhirnya turut menceburkan diri dengan OS BB10. Tanpa berpanjang-panjang lagi, simak perbandingan keempat sistem operasi mobile terpopuler ini dan bagaimana budaya saling jiplak mewarnai antarmuka pengguna mereka masing-masing. Lock Screen Lock Screen bak wajah frontline bagi tiap sistem operasi. Karenanya, tiap pabrikan tak pernah melewatkan lock screen dalam daftar permak untuk pengembangan versi selanjutnya. Percaya atau tidak, keempat sistem operasi mobile ini memiliki mekanisme lock screen yang sama persis di mana pengguna melakukan sapuan (slide) untuk mengaktifkan layar. Selain itu, lock screen universal ini juga biasanya memiliki elemen pendamping lain seperti shortcut kamera dan notifikasi. Dan dengan budaya saling jiplak yang begitu kental antara sistem operasi, rasanya sulit untuk melacak siapa yang terlebih dulu muncul dengan konsep ini. Home Screen Setelah lock screen, home screen menjadi elemen lain yang kerap dijadikan ajang aksi saling pinjam antar sistem operasi. Meski tak seekstrim lock screen, home screen keempat sistem operasi ini umumnya dihiasi shortcut aplikasi atau widget dalam bentuk tile. Bedanya, hanya Windows Phone 8 yang memilih layout panel vertikal, bukannya multi panel horizontal seperti pada ketiga sistem operasi lainnya. Kalau untuk soal ini, Android jelas merupakan pionir untuk sistem multi panel horizontal dan sudah memakainya dari sejak versi Android awal. Di sisi lain, Windows Phone 8 boleh berbangga diri dengan Live Tiles yang murni merupakan ide orisinil Microsoft. Fitur Multi-tasking Dibandingkan aspek lainnya, fitur multi-tasking tergolong relatif kontroversial karena turut melibatkan WebOS dan Symbian. Kedua sistem operasi yang telah tutup usia tersebut memiliki andil tersendiri dalam fitur multi-tasking. Baik iOS 7 dan Windows Phone 8 sama-sama menggunakan prinsip multitasking berupa jendela yang berjajar secara horizontal. Sementara itu BB10 dan Android Jelly Bean mengadopsi sistem jendela namun masing-masing dengan layout grid dan vertikal. Secara umum, keempatnya menawarkan model pengoperasian serupa yang memungkinkan pengguna beralih antar aplikasi/widget yang sedang aktif atau menutupnya. Area Notifikasi Keempat sistem operasi ini mengusung tawaran yang serupa tapi juga berbeda. Di satu sisi, mayoritas dari mereka (kecuali Windows Phone 8) mencoba menggabungkan notifikasi dalam satu tempat untuk kemudahan pengguna. Android 4.2 Jelly Bean memilih mencampurkan notifikasi dari hampir semua aplikasi dan widget sedangkan BB 10 memilih fokus pada pesan dan aktifitas komunikasi lainnya. Mirip Android, Apple iOS sebenarnya juga mencampurkan notifikasi dari berbagai aplikasi dan widget, hanya saja dikelola lebih apik karena terbagi atas tiga kategori Today, Tommorow, and Missed. Terakhir, Windows Phone 8 hadir dengan notifikasi individual pada masing-masing Live Tiles. Control Center Untuk aspek Control Center atau area seting, keempat sistem operasi yang saling bersaing ini terbagi menjadi dua kubu. Apple iOS 7 memiliki banyak persamaan dengan Android 4.2 Jelly Bean sementara Windows Phone 8 dan BB10 sama-sama memilih tak menghadirkannya. Kendati Google hanya membenamkan seting paling dasar dalam Control Center-nya, banyak produsen Android yang memolesnya dengan seting lanjutan lainnya. Untuk yang satu ini, Apple meminjam konsep Android dan meramu versi Control Center-nya sendiri yang sejujurnya tak berbeda jauh dari apa yang ditawarkan sejumlah produsen perangkat Android seperti Samsung dan HTC. Unified Search Bar Dengan banyaknya aplikasi konten dalam perangkat mobile, fitur ini akan sangat membantu pengguna menemukan apa yang mereka cari. Berkat pengalaman Google sebagai raksasa mesin pencari, Android pun secara alami menawarkan unified search bar. Bahkan, belakangan Google memodifikasinya dengan tambahan fitur pencarian berbasis suara. Apple dan iOS, di lain pihak, juga telah menghadirkan fitur ini sejak awal. Tak ingin kalah bersaing, Microsoft lalu meminjamnya untuk Windows Phone 8 namun dengan integrasi Bing sebagai mesin pencari. Terakhir, giliran BlackBerry yang merasa terinspirasi dan mengaplikasikannya pada BB OS sejak versi BB OS 7. Ridea (www.evoelectronic.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H