Attachment dapat didefinisikan sebagai kelekatan. Attachment teori menjelaskan bahwa interaksi anak dengan orang tua/pengasuh saat kecil dapat mempengaruhi caranya  berinteraksi dengan orang lain di masa depan.
Kelekatan fisik dan emosional anak dengan orang tua/pengasuh pada tahun-tahun awal kehidupan  sangat penting untuk perkembangan kognisi, emosi, dan sosial anak. Anak dapat mengembangkan secure attachment jika kebutuhan dasar dan emosionalnya terpenuhi.Â
Sehingga ia dapat merasa aman dan percaya diri untuk mengeksplorasi dunianya, dan percaya bahwa  akan selalu ada orang tua yang melindunginya jika hal yang buruk terjadi.
Sementara anak yang tidak mendapat respon emosional yang cukup dari orangtuanya, dapat membentuk insecure attachment, dimana ia memandang dunia sebagai tempat yang tidak aman, Â sulit percaya pada dirinya sendiri dan orang lain.
Jenis attachment terdiri dari secure attachment dan insecure attachment. insecure attachment sendiri dibagi menjadi 3 jenis.
Pada sebuah penelitian, dalam suatu ruangan anak diajak bermain oleh ibunya selama beberapa menit, ibu kemudian meninggalkan ruangan. Kemudian dilihat respon anak saat ibu meninggalkan ruangan dan saat kembali.
Pada anak dengan secure attachment, saat ibu pergi ia memberikan reaksi yang wajar dan sedikit menangis, kemudian mendekati ibu saat kembali. Setelah dipeluk oleh ibu ia kembali tenang dan dapat bermain seperti semula.Â
Pada anxious attachment, ia menangis lebih keras daripada jenis attachment lainnya saat ibu meninggalkan ruangan dan menjadi semakin sulit ditenangkan saat ibu kembali. Ia juga memperlihatkan respon marah pada ibu, dan tidak mau bermain kembali.Â
Pada avoidant attachment, ia acuh tak acuh dan sibuk bermain sendiri baik saat ibu meninggalkan ruangan maupun saat kembali.
 Pada dysorganized attachment, ia memperlihatkan respon ketakutan sepanjang waktu, respon yang tidak konsisten dan tidak dapat diprediksi kepada ibu.
Terdapat istilah dependency paradox, dimana ketika anak bermain di suatu ruangan yang didalamnya terdpat ibu/pengasuhnya, ia akan merasa aman untuk bermain sendiri. Ketika ibu pergi, rasa aman akan hilang dan anak mulai menangis.Â