Apa itu cinta?
Cinta adalah sebuah perasaan yang tidak ada seorangpun bisa mengetahui kapan datangnya cinta, dan dengan siapa kita akan jatuh cinta. Mungkin dengan teman, sahabat atau dengan seseorang yang sudah memiliki kekasih, karna itu bisa saja terjadi.
Salahkah jika kita mencintai seseorang yang sudah mempunyai kekasih?
Menurutku, tidak. Kita berhak jatuh cinta dengan siapa saja. Kepada teman, sahabat, ataupun seseorang yang sudah mempunyai kekasih. Salah atau tidaknya bagaimana cara kita mencintai seseorang itu sendiri.
Salahkah menjadi orang yang ketiga?
Tentu itu salah.
Kita boleh mencintai siapa saja, tapi jangan pernah sekali-kali merusak kebahagiaan orang lain. Bagaimana jika hal itu terjadi dengan kamu??? Hal yang tak seorang pun mau mengalaminya. Merasakan bagaimana rasa sakitnya ketika ada seseorang yang mencintai kekasih kita sendiri, dan dia mencoba tuk merebutnya darimu. Sakit, sangat dan sangat sakit pastinya.
Bagaimana jika kamu diposisi sedang mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih?
Bagaimana perasaan kamu saat itu??? Aku ada diposisi itu, dimana aku mencintai seseorang yang sudah memiliki kekasih. Itu sangat menyiksa dan menyakitkan. Ketika perasaan sayang itu tak bisa kita pendam semua itu akan menyiksa kita. Dan ketika kita rela menjadi yang kedua itu pun sangat menyakitkan. Apalagi ketika kita tahu mereka sangat bahagia. Kadang aku berpikir andai aku tuna netra agar aku tak bisa melihat kebahagiaannya. Andai aku tuna rungu agar aku tak bisa mendengar semua tentang mereka. Aku hanyalah peran yang tersakiti. Melihat kebahagiaan dan mendengar cerita tentang mereka yang membuatku semakin terluka. Dan aku bagaikan seseorang yang sedang menjelma menjadi racun yang akan membunuh semua kenangan mereka.
Percayakah kamu jika dihati seseorang mencintai lebih dari satu orang?
Aku tak percaya itu. Menurutku tak mungkin seseorang mencintai lebih dari satu orang. Suatu ketika aku bertanya padanya “siapakah orang yang paling kamu cintai???” dia pun menjawab : “aku mencintai keduanya, aku mencintai kamu dan dirinya”. Aku pun tak percaya dengan kata-katanya itu. Dia selalu membanding-bandingkan kekasihnya itu denganku. Bukan hanya itu dia juga sering menceritakan semua tentang kekasihnya, padahal aku pun waktu itu kekasihnya juga. Wanita mana yang tak sakit hati ketika orang yang dia cintai membandingkannya dengan wanita lain apalagi wanita itu kekasihnya juga. Aku pun tetap tersenyum manis didepannya, seolah tak ada rasa sakit sama sekali. Padahal waktu itu ingin rasanya aku berontak, melampiaskan semua rasa sakitku terhadapnya. Tapi, aku coba menahan diri dan bersabar.