Mohon tunggu...
Rida Ridiyanti
Rida Ridiyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang guru yang bercita-cita menumbuhkan kecintaan murid dalam belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila Melalui Program Projek Amil Milennial

22 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 22 Februari 2024   11:28 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Situasi
Kondisi yang menjadi latar belakang dari praktik baik pembelajaran dengan menanamkan pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial diidentifikasi bahwa akar permasalahan adalah sebagai berikut;
1.Murid perlu mendapatkan pendidikan karakter mengenai nilai, budi pekerti, moral, dan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan dalam membuat keputusan baik dan buruk serta mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.Kondisi pendidikan karakter memerlukan perhatian dari orang tua, sekolah, dan guru, karena jika diabaikan, sistem pendidikan tidak akan mencapai tujuannya dalam menciptakan generasi berkualitas.
3.Perlunya penanaman dan pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kehidupan bermasyarakat yang menjadi sarana untuk pembentukan karakter dan pemahaman individu tentang peran murid dalam masyarakat.
4.Perlunya pendidikan yang menuntun dan mengarahkan kepada semua aspek kehidupan murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
5.Memberikan pengalaman langsung melalui partisipasi aktif dalam berbagai proyek sosial, sehingga murid mendapatkan pengalaman langsung yang berharga. Mereka akan belajar bagaimana berinteraksi dengan beragam lapisan masyarakat, memahami berbagai sudut pandang, dan mengalami dampak nyata dari tindakan tersebut.
Praktik baik pembelajaran ini penting karena pada praktik baik ini menggunakan metode pembelajaran langsung, murid terjun sebagai relawan/amil pada Lembaga Amil Zakat sehingga terlibat dari proses awal hingga akhir kegiatan.  Murid terlibat aktif untuk dapat merencanakan, berdiskusi, membuat dan menentukan program, membuat langkah-langkah program, penggalangan dana, dan melakukan aksi serta diakhiri dengan membuat laporan yang berisi refleksi dan juga evaluasi.  Pada praktik pembelajaran ini tujuan utamanya adalah penanaman dan pendidikan karakter mulia pada murid melalui pembelajaran langsung yang berpusat pada murid dengan memberikan pengalaman belajar secara nyata kepada murid (Learning by doing) dengan menggunakan proses Student Agency.  Guru berperan aktif sebagai fasilitator dan pendamping pada saat proses pendidikan karakter ini dan memastikan tujuan dari pembelajaran tercapai dan berdampak pada murid.

Tantangan
Tantangan dan kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran ini dilakukan adalah sebagai berikut;
1.Pemahaman yang sama dan utuh pada setiap murid, guru, dan orang tua mengenai pentingnya pendidikan karakter dengan pembelajaran terjun langsung dan bermitra dengan masyarakat.
2.Konsistensi murid dalam berkegiatan dari tahap awal hingga selesai.
3.Kemampuan murid dalam berkolaborasi masih rendah karena murid terbiasa belajar secara personal.
4.Keterampilan murid dalam berkomunikasi dengan masyarakat dan pihak mitra
5.Penggunaan teknologi untuk mendukung program ada yang tidak sesuai karena murid masih ada yang menggunakan teknologi untuk kegiatan yang melenceng dari program.
Melihat tantangan dan kendala tersebut maka strategi yang diterapkan untuk mengatasinya adalah;
1.Melakukan evaluasi tentang perlu adanya suatu kegiatan sosial yang di dalamnya terintegrasi dengan berbagai aspek kehidupan bermasyarakat guna memberikan pengalaman secara nyata kepada murid.
2.Identifikasi potensi dan kekuatan aset yang dimiliki sebagai modal dasar pelaksanaan program.
3.Menyusun time line kegiatan Project Amil Milennial.
4.Mengintegrasikan program Project Amil Milennial ke dalam Prime Curriculum.
5.Pengintegrasian program Project Amil Milennial ke RPP/Modul Ajar mata pelajaran yang terkait.
Program praktik baik pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial ini disusun dengan metode ABCD (Asset Based Community Development) atau penyusunan program berdasarkan aset/kekuatan.  Berdasarkan hal tersebut maka asset yang mendukung program ini adalah murid, guru, orang tua, Lembaga Amil Zakat Al Azhar, Prime Curriculum, Desa Binaan LAZ, sekolah mitra (program GOTAAZ), lembaga sosial (ODGJ, panti sosial, panti asuhan), dan masyarakat.

Aksi
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial yaitu;
1.Pengajuan dan pembahasan pembelajaran pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial dengan kepala sekolah.
2.Sosialisasi dan pemaparan program pembelajaran tersebut kepada seluruh guru dan diharapkan memiliki pemahaman yang utuh mengenai program tersebut.
3.Penyampaian pembelajaran pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial kepada murid secara umum dan klasikal (pembentukan kelompok)
4.Menjalin kerja sama dan kemitraan dengan LAZ Al Azhar oleh murid.
5.Murid menentukan dan mengamati permasalahan sosial yang ada disekitarnya, berdiskusi membuat perencanaan dan menentukan jenis program yang akan dilakukan.
6.Pembuatan flyer, brosur, dan konten untuk fundraising (penggalangan dana dari donator)
7.Persiapan untuk melakukan aksi dilanjutkan dengan melakukan aksi dengan terjun langsung (on the spot) dan didokumentasikan secara detail.
8.Membuat laporan aksi kepada donator tentang pemanfaatan donasi.
9.Pembuatan konten documenter aksi dan diunggah di media sosial
10.Refleksi dan evaluasi dilakukan murid setiap proses langkah kegiatan dengan didampingi oleh fasilitator.
Pada proses pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial murid terlibat langsung dan disusun berdasarkan kekuatan/aset, dilaksanakan secara kolaboratif, sukarela, bersifat kemitraan, berkelanjutan, berpusat pada murid, dengan mengedepankan student agency dalam membentuk para milennial calon pemimpin bangsa yang berkarakter Pancasila.  Pemantauan dilakukan pada setiap langkah kegiatan dalam Projek Amil Milennial, tim fasilitator (pemantau) dari LAZ, guru pendamping, dan orang tua yang menjadi relawan LAZ.  
Respon yang diberikan oleh kepala sekolah, guru, dan seluruh warga sekolah sangat positif, mereka mendukung praktik pembelajaran ini karena memberikan proses pembelajaran yang tidak monoton, bervariasi, dan memberikan murid pengalaman langsung (learning by doing). Hal ini terlihat pada terlibatnya seluruh elemen yaitu murid, guru, orang tua, mitra sekolah, bahkan masyarakat secara luas.  Hal ini seperti sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu, "Jadikan setiap tempat sebagai sekolah dan jadikan setiap orang adalah guru".

Refleksi
Hasil dari aksi yang dilakukan adalah pengalaman belajar murid untuk terjun langsung ke masyarakat dan lembaga mitra (Learning by Doing), memberikan pengalaman langsung melalui partisipasi aktif dalam berbagai projek sosial, sehingga murid mendapatkan pengalaman langsung yang berharga.  Mereka belajar berinteraksi dengan beragam lapisan masyarakat, memahami berbagai sudut pandang, dan mengalami dampak nyata dari tindakan tersebut.  
Dampak dari aksi yang dilakukan adalah murid mengetahui proses pembelajaran dengan student agency, belajar untuk memahami berbagai sudut pandang dalam masyarakat, dan juga terasah kepekaan sosialnya sehingga muncul karakter mulia dalam diri murid.  Selain itu murid juga mulai terbiasa bekerja sama dalam kelompok bersama teman-teman lain yang memiliki latar belakang yang berbeda sehingga tumbuh toleransi dan pembiasaan berkolaborasi.
Faktor keberhasilan yang mempengaruhi adalah dukungan dari warga sekolah, terutama kepala sekolah, rekan sejawat, orang tua murid, dan tentu saja murid sebagai subyek dari pendidikan karakter ini.  Pembelajaran yang dapat diambil dari keseluruhan proses ini, bahwa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter guru sebagai fasilitator merupakan teladan dan contoh nyata bagi murid-muridnya,  maka guru perlu untuk menjadi yang terdepan memberikan teladan dengan menampilkan karakter mulia.  Pendidikan karakter bertumbuh dan ditanamkan melalui pembiasaan serta penting bagi murid untuk mengalami dan terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan dampak yang signifikan dalam pendidikan karakter.  Hal ini mempermudah dan membantu murid dalam memahami serta menanamkan pembiasaan baik dalam pengalaman belajar langsung secara bermakna (learning by doing).

Simpulan
Berdasarkan pemaparan tentang pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui program Projek Amil Milennial dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter proses pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan murid dalam membuat keputusan baik dan buruk serta mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.  Pendidikan karakter yang terintegrasi dengan kehidupan bermasyarakat menjadi sarana penting untuk membentuk karakter dan pemahaman individu tentang peran mereka dalam masyarakat.  Pembelajaran pendidikan karakter yang terpusat pada nilai-nilai Pancasila sesuai dengan visi Ki Hajar Dewantara yang mengarahkan anak-anak menuju keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, dan pentingnya perhatian dari orang tua, sekolah, dan guru terhadap pendidikan karakter karena hal ini berdampak pada menciptakan generasi berkualitas.
Program Projek Amil Milennial menghadirkan pembelajaran langsung (learning by doing) dengan melibatkan murid secara aktif dalam setiap tahapan dan proses kegiatan (student agency).  Pendidikan karakter bertumbuh melalui pengalaman langsung dan partisipasi aktif murid dalam masyarakat, dan hal ini penting dalam membentuk karakter mulia dalam diri mereka. Dalam konteks pembelajaran karakter, guru memiliki peran yang krusial sebagai teladan dan fasilitator.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut
Guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran karakter, menjadi teladan bagi murid, dan memberikan dukungan serta bimbingan yang diperlukan.  Guru menerapkan metode pembelajaran aktif seperti pembelajaran langsung (learning by doing) dan berpusat pada murid. Berfokus pada pengalaman belajar yang bermakna dan memotivasi murid untuk berpartisipasi aktif.  Adanya integrasi program Projek Amil Milennial ke dalam kurikulum sekolah dan mata pelajaran terkait. Pastikan bahwa tujuan pembelajaran karakter mulia selaras dengan visi dan misi sekolah.  Memantau, merefleksi, dan mengevaluasi secara berkala perkembangan dalam pendidikan karakter serta memberikan dukungan pada murid dalam merencanakan, melaksanakan, dan merefleksi tindakan sosial mereka.
Murid aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial seperti program Projek Amil Milennial. Murid menggunakan kesempatan ini untuk memahami beragam sudut pandang dan mengembangkan karakter mulia.  Pembiasaan murid untuk bekerja sama dalam kelompok dengan teman-teman yang memiliki latar belakang berbeda. Berkolaborasi, berdiskusi, dan saling mendukung dalam mencapai tujuan bersama.  Murid belajar dari pengalaman langsung, merefleksikan dampak dari tindakannya dan pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar.  Murid perlu meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan masyarakat dan pihak mitra dengan berinteraksi dengan sopan, menghargai berbagai perspektif, dan menjalin hubungan baik.
Kepala sekolah perlu memberikan dukungan dan memfasilitasi program pendidikan karakter seperti Projek Amil Milennial, mendorong keterlibatan semua stakeholder dalam implementasi program.  Pengembangan sumber daya dengan pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru dalam hal pendidikan karakter dan metode pembelajaran yang relevan.  Melakukan evaluasi berkala terhadap sistem pendidikan karakter sekolah dan mengidentifikasi perubahan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan dampaknya pada murid.  Berkomunikasi dengan orang tua mengenai pentingnya pendidikan karakter dan libatkan orang tua dalam pembelajaran karakter di rumah.  Pastikan penggunaan teknologi mendukung program pendidikan karakter dan tidak melenceng dari fokus program serta peningkatkan literasi digital murid.  Melanjutkan kerja sama dengan lembaga eksternal seperti LAZ Al Azhar untuk mendukung program pendidikan karakter dan pengalaman belajar murid.
Dengan menerapkan rekomendasi ini, sekolah dapat terus meningkatkan efektivitas pembelajaran karakter dan membantu murid dalam membentuk karakter yang mulia sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun