Mohon tunggu...
Rida Efriani
Rida Efriani Mohon Tunggu... -

Berusaha menjadi seorang jurnalis bukan wartawan apalagi wartawati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjemput Korban Pasung di Tebo (2)

12 Agustus 2013   19:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:23 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah Diyasini akibat Tuduhan Mencuri

Siapa sangka dalam sebuah pondokan berukuran 2 x 1,5 meter hidup, selama hampir 10 tahun, seorang pria berusia 50 tahun dengan kondisi telanjang dan terpasung. Satu kakinya terikat

SEBENARNYA dia tinggal di RT 02 No. 09 Desa Semabu, Kecamatan Tebo Tengah, Kabupaten Tebo. Namun kondisi kejiwaannya yang tidak sehat, selalu mengganggu orang dan melayangkan tinju membuatnya harus pasrah dipasung di sebuah pondokan setinggi 1,5 meter sekitar 15 meter di belakang rumahnya.
"Dia kami beri makan tiga kali sehari. Jangan sampai lupa, kalau lupa dia bisa mengamuk. Pondokan dibuat memang buat dialah. Karena sakit, suka mengamuk lalu langsung diikat," kata Samadi, seorang kerabatnya. Sayangnya, saya tidak bisa melihat langsung kondisi Ibnu Hajar di dalam pondokan itu.
Selain tidak ada tangga, pondokan itupun tidak memiliki pintu. Hanya ada celah untuk mengintip atau memberikannya makanan. Mendekat ke lokasi langsung tercium bau menyengat memenuhi sekitar pondokan. Selain bau, air kencing, bau kotoran manusia juga meruap ke sekitar. "Awas ada kotoran manusia dekat situ," kata seorang kerabat Ibnu Hajar lainnya.
Tim Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jambi, yang akan menjemputnya, sempat kelimpungan. Seorang anggota tim, terpaksa memanjat pondokan dan melepas beberapa papan, agar bisa mengeluarkan Ibnu Hajar. Korban pasung lantas diberi sepuntung rokok agar tidak mengamuk.
"Dia ini dulunya pintar, SMA di Sari Putra di Jambi. Kakaknya saja kerja di Dinas Pendidikan jadi Pengawas Sekolah. Waktu itu, dia sudah beristri dan punya anak satu. Karena sakit, pisah dengan istrinya. Anaknya kini juga sudah meninggal," kata Samadi.
Kini, Ibnu Hajar jarang mengamuk lagi. Hanya saja ada seseorang yang bisa membuat emosinya tidak terkontrol. Alasan inilah yang membuat keluarga terus memasungnya. "Dia sudah tidak sanggup lagi mengamuk. Tapi kalau melihat musuhnya, guru Usup dia bisa langsung mengamuk," ungkap Samadi.
Dari kerabat lainnya dibeberkan, dahulu Ibnu Hajar pernah diyasini orang karena mencuri. Bukan mencuri dalam jumlah besar namun kecil‑kecilan. Seperti mencuri rokok di warung. "Lalu pemilik warung membacakan yasin. Dia sudah disuruh mengaku tapi tidak mau. Kayaknya guru itu ikut bacakan yasin makanya dia dendam nian. Kalau dilepas pasungnya takut membunuh guru itu," tuturnya.
Kondisi Ibnu Hajar sendiri saat dikeluarkan dari pondoknya sangat menyedihkan. Tubuhnya membungkuk dan kurus kering. Ia tidak bicara ataupun berontak. Hanya diam saja saat dikeluarkan. Begitupun sewaktu keluarga memotong rambut dan memandikannya. Tatapannya kosong dengan kondisi tubuh membungkuk.

Di hadapan puluhan orang dewasa dan anak‑anak yang mengelilinginya, Ibnu Hajar hanya dibungkus selembar kain saja. Sayangnya kuku kakinya, tidak bisa dipotong karena terlalu keras. Entah, kapan terakhir kuku itu dipotong. Namun kondisi berbalik saat ia sudah dipakaikan baju.  Kebahagiaan tampak memancar dari wajahnya. Tanpa dikomandoi, ia langsung menyalami seorang petugas RSJ yang kala itu membantu mengeluarkannya dari pondok. Ia terus‑terus tersenyum dengan gigi yang jauh dari kata bersih. Bahkan, ia tanpa malu meminta difoto dan sepuntung rokok.
Aksinya ini jelas membuat orang‑orang yang mengelilinginya tertawa dan bertepuk tangan. Melihat tingkahnya ini, keluarga jadi mempunyai secercah harapan agar ia bisa sembuh dan kembali ketengah keluarga serta masyarakat Desa Semabu. Namun penjemputan korban pasung di Tebo Tengah ini belum selesai.
Masih di desa sama. Sekitar 100 meter dari lokasi ditemukan Ibnu Hajar, tim menemukan lagi seorang pria yang sudah lebih 15 tahun dipasung. Bagaimana kondisinya? Simak perjalanan saya berikutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun