Mohon tunggu...
Rida Zuroidatul K
Rida Zuroidatul K Mohon Tunggu... -

Writing, Running, and Dancing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Nonton yang Lain aja

25 Mei 2013   14:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:03 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel


“Nonton yang lain aja, jangan yang film Indonesia. Nanti paling juga sebentar lagi langsung ada di tv”.

Itu adalah kalimat yang terlontar dari teman saya ketika saya mengajak dia menonton film di bioskop beberapa saat lalu. Tiba-tiba saja saya ingat perkataannya. Mungkin, bukan hanya teman saya saja yang berpikiran seperti itu. Di luar sana juga banyak sekali orang-orang yang berpikiran sama dengannya. Bahkan, beberapa orang teman saya yang lainnya juga berpikiran seperti itu.

Memang, pikiran mereka itu tidak ada salahnya. Hanya saja, saya sedikit memiliki pendapat yang lain.  Yang menurut saya, alasan kita menonton film itu tidak semata karena kita hanya bisa menontonnya di bioskop saja atau hanya karena terlalu lama untuk menunggu film tersebut ditayangkan di tv.

Menurut saya, ketika kita menonton suatu karya yang difilmkan di bioskop itu juga merupakan sebuah bentuk apresiasi bagi mereka para pekerja seni. Selain itu, setahu saya jumlah penonton yang menonton film tersebut pada hari pertama dan kedua juga akan menentukan hingga kapan film tersebut akan ada di bioskop. Dan setahu saya lagi, lama tidaknya film tersebut berada di bioskop juga secara tidak langsung menunjukkan seberapa besar kesuksesan film tersebut.

Apabila kita sendiri sudah malas menonton filmnya seperti itu dan semua orang berpikiran seperti itu, maka jumlah penonton juga tidak akan banyak. Dan kemungkinan film tersebut tidak akan bertahan lama di bioskop. Tentu saja, film tersebut kalah pamor dengan film-film dari luar negeri. Padahal menurut saya perindustrian film di Indonseia saat ini tidak seburuk itu.

Selain karena alasan di atas, seringkali beberapa orang menambahkan alasan mengapa mereka lebih memilih untuk tidak menonton film karya anak negeri ini di bioskop dengan alasan lain. Seringkali mereka mengatakan, “Ah, paling filmnya juga gitu-gitu aja. Sama kayak yang lainnya”.

Jadi, secara tidak langsung sebagian besar dari mereka meragukan kualitas film Indonesia. Namun, seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa menurut saya film-film Indonesia tidak terlalu buruk. Mungkin, memang masih ada beberapa film yang kurang berkualitas, tetapi ada banyak juga film yang memiliki kualitas cukup bagus. Selain itu, apabila kita mau film-film Indonesia memiliki kulaitas yang lebih baik, tidak ada salahnya jika kita ikut berkontribusi di dalamnya.

Jadi begini maksud saya, kalau kita bisa mengapresiasi film yang ada tentu saja itu bisa menjadi suatu dorongan bagi para sineas untuk lebih bisa menghasilkan karya yang lebih baik. Namun, lain halnya jika kita sendiri tidak pernah mau mengapresiasi hasil karya mereka. Bisa saja menimbulkan sebuah pikiran kalau mereka membuat film seperti apa saja, respon dari masyarakat tetap seperti ini. Jadi, percuma saja kalau membuat film yang lebih baik dengan biaya dan tenaga yang lebih besar, tapi tidak ada yang mau menghargainya. Dengan begitu, bisa menghambat peningkatan kualitas film Indonesia.

Namun, sebenarnya di luar sana banyak pekerja seni pembuat film yang berpikiran lebih luas. Yang mau membuat film bukan hanya karena apresiasi dari masyarakat saja. Namun, karena mereka memang mencintainya. Jadi, mereka tentu akan selalu berusaha untuk menciptakan karya yang lebih baik dan spektakuler dan memiliki kualitas super. Tapi tidak berarti juga mereka tidak peduli terhadap apresiasi dari masyarakat. Jika masyarakat mengapresiasinya, pasti mereka akan lebih senang dan lebih bersemangat untuk menciptakan karya yang akan selalu lebih baik.

Di sini, saya bukan mau menyalahkan orang-orang yang berpikiran seperti teman saya di atas. Pikiran tersebut tidak salah dan mereka berhak untuk berpikiran apa saja. Namun, sama seperti mereka saya juga punya hak untuk berpendapat. Dan di sini saya hanya ingin menyampaikan pendapat saya mengenai tidak ada salahnya jika kita ingin mendukung perfilman Indonesia walau hanya dengan mau menontonnya di bioskop.

Apa yang saya tulis di sini juga bukan juga berarti bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mau menonton film Indonesia di bioskop. Masih banyak masyarakat yang mau mengapresiasi film karya anak negeri ini. Masih ada orang-orang yang dengan antusias menyambut film-film karya bangsa ini di bioskop. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun