Mohon tunggu...
Rida Zuroidatul K
Rida Zuroidatul K Mohon Tunggu... -

Writing, Running, and Dancing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengapa Tidak Berusaha?

4 Januari 2013   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu ketika saya dan beberapa teman saya sedang duduk menunggu teman saya di emperan salah satu toko alat tulis di kota saya, kami melihat ada beberapa orang yang mungkin kurang beruntung menyambangi kami. Kalau kami lihat dengan mata telanjang kami, orang-orang tersebut masih sangat sehat dan kuat. Jika dilihat dari fisiknya, mungkin mereka tidak kalahkuat dengan kami. Tidak kalah sehat dengan kami. Bahkan, kamu melihat masih ada orang-orang dengan fisik yang mungkin tidak seberuntung mereka di jalanan sana sedang berjuang, berusaha untuk menghidupi dirinya, bahkan mungkin untuk menghidupi orang lain juga. tetapi yang kami lihat, mereka dengan fisik yang masih mampu untuk bekerja tersebut, malah tidak mencoba mencari usaha lain untuk menghidupi dirinya sendiri. Mereka hanya berpangku tangan pada tangan-tangan yang entah ikhlas atau tidak memberikan sebagian hartanya untuk mereka.

Dari pemandanagan seperti itu, membuat saya dan teman-teman saya menjadi berpikir. “Apakah harus begitu?” Dan entah bagaimana, pikiran seperti ini bisa muncul tiba-tiba dalam pikiran saya, “Sesuatu yang didapat dari hasil usaha sendiri itu akan selalu terasa lebih berarti dibandingkan dengan hanya berpangku tangan saja, bahkan sekecil apapun hasilnya. Jadi, mengapa tidak mau berusaha jika Tuhan sudah memberi kita kesempatan utnuk berusaha?” Dan muncul juga beberapa pikiran dari teman saya.

Tetapi, entah mengapa saya tertari pada kalimat yang tiba-tiba muncul dalam pikiran saya tersebut. Yang mana kalimat tersebut menjadi menyebar ke aspek yang lain, yang bukan hanya berfokus pada pemandangan yang sempat saya dan teman-teman saya lihat.

Saya jadi berpikir, ketika melihat satu keeping uang receh yang mungkin bagi si peminta itu hanya hal yang kecil, dan begitu mudah mendapatkannya, sebenarnya uang tersebut begitu berarti bagi si pedagang di ujung sana, yang mana dia mendapatkan sekeping uang tersebut dengan usahanya dia. Dengan hasil dia menjual makanan yang dia buat, makanan yang tidak begitu saja jadi, yang membutuhkan usaha dari si pembuat. Itu hanya salah satu contoh kecil. Yang mungkin kita bisa menemukan contoh lain di sekeliling kita jika kita memperhatikan.

Lalu, dari kalimat tersebut saya juga jadi berpikir, Tuhan kan sudah memberi kita fisik yang sedemikian rupa dengan fungsinya masing-masing. Dan kita tahu bahwa Tuhan tidak menciptakan apapun dengan sia-sia bukan? Lalu mengapa kita harus menyia-nyiakannya? Jadi begini, selama kita masih bisa berusaha, kenap akita tidak mau berusaha, bukankah akan lebih baik dan akan lebih bermanfaat bagi semuanya jika kita mau berusaha? Dan bukankah orang lain juga akan lebih menghargainya jika kita mau berusaha?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun