Mohon tunggu...
RIDA ANNISA 111211237
RIDA ANNISA 111211237 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Rida Anissa 111211237 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si. Ak

Mahasiswa-Rida Anissa 111211237 Mata Kuliah Leadership Universitas Dian Nusantara Prof. Dr. Apollo Daito, M.Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kemimpinan Republik Platon

24 Oktober 2024   03:43 Diperbarui: 26 Oktober 2024   08:42 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diskursus tentang kepemimpinan dalam Republik  karya Plato adalah salah satu pilar penting dalam sejarah pemikiran filsafat Barat. Gagasan-gagasan Plato tentang peran kepemimpinan, fungsi negara, dan tujuan akhir dari masyarakat mencerminkan pemikiran mendalam tentang hubungan antara filsafat dan praktik politik. Tulisan ini akan menjelaskan beberapa gagasan kunci dari halaman 1 hingga 8  yang berjudul Kepemimpinan Republik Platon yang telah diunggah, dengan berfokus pada pertanyaan What, Why, dan How terkait konsep-konsep utama yang diuraikan oleh Plato.

 Pendahuluan

Plato adalah filsuf besar Yunani yang hidup pada abad ke-4 SM. Salah satu karyanya yang paling terkenal, Republik, membahas berbagai masalah seperti keadilan, pendidikan, dan kepemimpinan. Dalam karyanya ini, Plato memperkenalkan konsep negara ideal yang dipimpin oleh filsuf-raja, seorang pemimpin yang memiliki pengetahuan tertinggi dan kebijaksanaan dalam memimpin masyarakat. Gagasan Plato mengenai kepemimpinan sangat terikat dengan filsafat pendidikan dan pengembangan karakter manusia, di mana "Paideia" menjadi salah satu konsep penting yang dibahas.

Apa itu Kepemimpinan dalam Republik Plato? (What)

Dalam Republik, Plato menggambarkan kepemimpinan sebagai peran yang hanya dapat dilakukan oleh individu yang telah mencapai tingkat pengetahuan yang paling tinggi, yaitu mereka yang memahami Idea yang Baik atau kebaikan tertinggi. Menurut Plato, negara yang ideal adalah negara yang dipimpin oleh filsuf-raja, yang melalui pendidikan dan pelatihan intelektual telah mencapai pemahaman tentang prinsip-prinsip moral dan etika tertinggi.

Seperti yang disebutkan dalam dokumen, Plato membagi jiwa manusia menjadi tiga bagian utama, yaitu logistikon(pikiran rasional), thumos(semangat), dan epithumia (keinginan). Kepemimpinan yang ideal adalah kepemimpinan yang dipimpin oleh bagian rasional dari jiwa, yaitu logistikon, yang mencerminkan kemampuan berpikir yang logis dan rasional. Plato meyakini bahwa hanya mereka yang mampu mengendalikan bagian lain dari jiwa, yaitu semangat dan keinginan, yang layak untuk memimpin.

Selain itu, konsep Paideia—sistem pendidikan yang mendidik jiwa melalui berbagai disiplin ilmu seperti filsafat, matematika, musik, dan senam—diperkenalkan sebagai cara untuk membentuk pemimpin yang ideal. Pendidikan ini bertujuan untuk mengasah kebajikan utama manusia, yaitu Arete (keutamaan), Phronesis (kebijaksanaan praktis), dan Sophrosyne (pengendalian diri). Semua ini adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin menurut Plato.

Mengapa Kepemimpinan Filsuf-Raja Diperlukan? (Why)

Plato mengemukakan bahwa filsuf-raja diperlukan karena kebanyakan manusia tidak mampu mencapai pengetahuan tertinggi tentang kebaikan. Dalam pandangan Plato, masyarakat pada umumnya dipenuhi oleh opini-opini atau doxa, yang merupakan pandangan yang bersifat sementara dan tidak dapat diandalkan. Sementara itu, filsuf yang telah melewati proses pendidikan *Paideia* memiliki akses pada pengetahuan yang lebih mendalam, yang disebut sebagai episteme, yang memungkinkan mereka untuk memahami kebenaran yang lebih universal.

Dalam analogi gua Plato, manusia yang hidup di dunia adalah seperti tawanan yang hanya dapat melihat bayangan di dinding gua, yang merupakan representasi dari realitas yang mereka pahami melalui indra. Filsuf, di sisi lain, adalah orang yang berhasil keluar dari gua dan melihat dunia nyata di bawah cahaya matahari, yang dalam metafor Plato mewakili kebenaran dan kebaikan tertinggi. Pemimpin ideal haruslah seseorang yang telah mengalami "keluar dari gua" ini dan memahami realitas yang sebenarnya, sehingga ia dapat memimpin masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik dan lebih adil.

Plato percaya bahwa kepemimpinan filsuf-raja penting untuk mencegah kebingungan moral dan kebodohan yang dapat mengarah pada kekacauan sosial. Kepemimpinan yang dipandu oleh kebijaksanaan dan pengetahuan memastikan bahwa keputusan yang diambil oleh negara adalah keputusan yang didasarkan pada kebaikan bersama, bukan pada kepentingan pribadi atau golongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun