Mohon tunggu...
Rida Anjani
Rida Anjani Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer... Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi

Saya adalah mahasiswa lulusan sarjana komunikasi tahun 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ulasan Budaya dalam Kegiatan Agama, Tradisi Muludan Masyarakat Kampung Seni Gegesik Cirebon

13 April 2021   15:40 Diperbarui: 13 April 2021   15:41 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kolase -- ilustrasi pribadi

Hallo, Readers.... Selamat datang di tulisan pertamaku. Tulisan ini aku buat berdasarkan pengalamanku mengikuti kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW di Desa Gegesik, Cirebon pada tahun 2019 lalu. Menurutku, kegiatan keagamaan ini sangat unik karena memiliki rangkaian kegiatan seni dan budaya yang kental. seperti apa ulasannya? mari lanjutkan membaca.....😊

Bulan Rabiul awal atau sering disebut dengan bulan maulid  atau Mulud merupakan bulan kelahiran  Nabi Muhammad SAW. Umat islam memperingatinya dengan berbagai cara yang unik dan menarik, salah satunya di Desa Gegesik atau saat ini dikenal dengan Kampung Seni Gegesik. Hal menarik dalam kegiatan ini adalah adanya tradisi budaya dalam rangkaian kegiatan keagamaan maulid Nabi Muhammad SAW yang mengadakan karnaval atau kirab budaya “Ider-ideran Muludan”. Selain karnaval, acara ini juga diisi dengan kegiatan sosial yaitu sunatan massal, acara malam apresiasi seni yang diisi oleh seluruh sanggar di kampung seni gegesik dan tabligh akbar sebagai acara penutup serta ada sebuah karya seni peninggalan sejarah yang dikeluarkan hanya pada saat  Muludan yaitu Gruda.

Kebudayaan Cirebon merupakan sebuah entitas budaya yang sangat khas dan unik. Kondisi geografisnya sangat memungkinkan terjadinya persilangan budaya, terutama budaya Sunda, Jawa, Cina, Arab, India dan yang terakhir budaya Barat. Masa-masa kolonial dan pemaksaan sikap feodalistik telah menimbulkan suatu sikap perlawanan. Namun masyarakat Cirebon tidak mampu melakukan perlawanan fisik karena kehilangan daya organisasinya sehingga akhirnya Wong Cherbon melakukan pemerdekaan kultural. Pemerdekaan kultural dilakukan dengan cara mengambil bagian-bagian budaya para penghimpitnya sehingga lahirlah suatu kultur yang diakui sebagai jati diri wong Cherbon. Cirebon pun menjadi khas dengan keseniannya, bahasanya, tradisinya dan ide-ide yang diyakininya.

Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Cirebon adalah Gegesik. Gegesik dijadikan sebagai aset dan modal Kabupaten Cirebon dalam menghadapi wisata budaya. Gegesik ini dinobatkan oleh pemerintah Kabupaten Cirebon sebagai Kampung Seni Gegesik pada tahun 2016. Hal unik yang dimiliki Kampung seni gegesik adalah banyaknya seniman dan budayawan yang masih melestarikan seni dan budaya cirebonan. Masyarakat kampung seni Gegesik ini sering mengadakan kegiatan keagamaan seperti muludan yang memiliki berbagai rangkaian acara yang kental dengan nilai-nilai tradisi dan budaya. Dua diantaranya adalah kegiatan kirab budaya dimana para warga akan membuat berbagai replika hewan ataupun tokoh yang nantinya akan diarak keliling desa bersama benda pusaka Gegesik yaitu Gruda. Selain itu ada kegiatan malam apresiasi seni yang akan menampilkan sanggar-sanggar yang ada di Gegesik mulai dari sanggar tari, musik, gamelan, barongsai, hadroh, rampak kendang dan lain sebagainya. Walaupun berada dalam rangakaian kegiatan keagamaan, penampilan karya seni ini adalah bentuk dari pelestarian budaya dan menjaga serta menghormati peninggalan leluhur yang hingga saat ini tidak dapat dipisahkan dari masyarakat kampung seni Gegesik. (R/A)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun