Pada dasarnya seorang guru harus memiliki banyak kemampuan dalam mengajar, terutama  adalah guru SD. Karena guru SD akan mengahadapi peserta didik yang akan memahami materi dengan benda yang konkret, penjelasan sederhana namun luas, dan bahan ajar yang menyenangkan untuk dipelajari. Untuk menjadi guru memang bukanlah hal yang mudah. Menjadi guru harus memiliki mental yang kuat juga  kesabaran. Tidak hanya guru SD saja namun semua guru  harus kreatif dalam mengajar di dalam kelas, seperti dalam pemilihan metode belajar, media pembelajaran, serta juga bahan ajar yang akan digunakan. Bahwasanya guru SD tidak hanya mengajar satu mata pelajaran saja namun, ada beberapa mata pelajaran yang harus dipahami.
Bukan hanya itu, guru juga harus mampu mengembangkan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar mampu membuat pembelajaran lebih menyenangkan, efektif, efisien, dan tidak melenceng dari tujuan pembelajaran. Bahan ajar juga adalah salah satu cara agar tercapainya  tujuan pembelajaran.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 pada pasal 8 dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki guru diantaranya yaitu : Kompetensi pedagogis, Kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial dan Kompetensi profesional. Berdasarkan empat kompetensi tersebut, maka kompetensi inti yang wajib dimiliki seorang guru adalah: Â mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pembelajaran yang diampu, Â menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang mendidik, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Berdasarkan tuntutan sekaligus kewajiban tersebut seorang guru dituntut mampu menyusun bahan ajar yang inovatif dan kreatif sesuai dengan kurikulum, perkembangan kebutuhan peserta didik dan perkembangan teknologi informasi. Zaman sekarang kebanyakan proses pembelajaran menggunakan gadget atau media lainnya , jadi seorang guru harus lebih memmahami teknologi diisaat ini, agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Guru pun harus mampu menyesuaikan pembelajaran dengan berubahnya kurikulum.
Kompetensi mengembangkan bahan ajar ini seharusnya  telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional atau belum banyak menggunakan teknologi. Dampak dari pembelajaran konvensional ini antara lain aktivitas guru lebih dominan atau sering sekali berceramah disaat menjelaskan materi  dan sebaliknya siswa kurang aktif karena lebih cenderung menjadi pendengar dibanding bertanya dan menanggapi. Disamping itu pembelajaran yang dilakukannya juga kurang menarik karena pembelajaran kurang variative, juga pembelajaran stak disitu saja dan berfokus pada satu media saja . Melalui tulisan singkat ini akan dipaparkan tentang bagaimana mengembangkan bahan ajar modul dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar dapat diartikan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dapat memberikan kemudahan bagi siswa karena bahan ajar disusun dengan sistematis atau tersusun. Bahan ajar bersifat Unik karena bahan ajar hanya digunakan untuk sasaran tertentu dan dalam proses pembelajaran tertentu, dan spesifik karean  isi bahan ajar dirancang sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Bahan ajar bukan hanya berbentuk buku atau modul saja, tetapi bisa berbentuk lain. Menurut Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien (Ati Sumiati, 2017) mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lern-programm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbi-cara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau), dan film/video.
Banyak sekali manfaat bahan ajar ini antara lain bagi seorang guru dapat Menghemat waktu guru dalam mengajar. Adanya bahan ajar, siswa dapat ditugasi mempelajari terlebih dahulu topik atau materi yang akan dipelajarinya, sehingga guru tidak perlu menjelaskan secara rinci lagi, dapat  Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
Adapun bagi siswa antara lain : Siswa dapat belajar tanpa kehadiran/harus ada guru artinya dapat belajar dimana pun dan kapan pun, Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan sendiri,Siswa dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri, Membantu potensi untuk menjadi pelajar mandiri.
Adapun manfaat bagi Pembelajaran Klasikal yaitu : Dapat dijadikan sebagai bahan yang tak terpisahkan dari buku utama, Dapat dijadikan pelengkap/suplemen buku utama, Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, Dapat dijadikan sebagai bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik dengan topic lainnya.