Ada aja inisiatif mereka untuk tak berhenti bergerak. Bahkan ketika mereka berada di ruangan seminar tentang Masyarakat adat yang kami ikuti di balairung Soetarjo Univ. Jember. Karena di sisi lain ruangan itu juga diselenggerakan pameran lukisan, balita kami yang enerjik segera saja menghilang ke sana bersama kakaknya. "aku mau ambil gambar," tangannya yang mungil membuat miris tatkala harus menggenggam kamera digital. Dalam hati saya merasa penasaran - meski di rumah ia sudah terbiasa dengan banyak lukisan karya ayahnya - ingin mengetahui sejauh apa ketertarikan seorang balita terhadap lukisan-lukisan dengan berbagai aliran tersebut. Namun tak memikirkannya lagi karena saya terserap ke dalam kata-kata sang nara sumber tentang "kami ada ( masyarakat adat ) sebelum negara ada" seraya memperhatikan kelompok-kelompok masyarakat adat yang duduk di barisan depan dengan baju hitam yang khas dan ikat kepala. Setelah kembali ke rumah, saya baru memeriksa apa saja yang telah dibidik balita saya itu di ruang pameran. Dan bersyukur, jika bukan karena keusilannya maka saya tak punya dokumentasi apapun tentang pameran tersebut. Dan cukup mengejutkan karena salah satu bidikannya adalah sebuah gambar tentang korupsi, selain lukisan tentang gadis-gadis dalam komik maupun pemandangan alam. [caption id="attachment_105271" align="aligncenter" width="300" caption="duduk manis beberapa menit....setelah itu?"][/caption] [caption id="attachment_105274" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu bidikan Sokka (4 tahun)"][/caption] [caption id="attachment_105275" align="aligncenter" width="300" caption="jepretan Sokka yang lain ttg suasana pameran...agak blur memang:)"][/caption] Setelah dari acara seminar, kami mampir ke toko buku. Maunya sih ke museum, tapi Jember kan tidak punya. Saya cari buku, si ayah beli peralatan gambar untuk sulung kami ( tidak ikut karena dia paling ogah jalan-jalan ), sementara Syke ( 8 tahun ) pilih-pilih buku bacaan yang ia sukai. Saya ingin sekali ke lantai atas, tempat novel-novel berada, tapi Sokka terlalu asyik main game edukasi. Sokka tidak apa-apa saya tinggal, karena dalam beberapa detik ia sudah punya teman yang datang ke tobuk bersama ibunya. Tapi saya-nya yang kepikiran. [caption id="attachment_105276" align="aligncenter" width="300" caption="berbagi tempat duduk dengan teman baru yg Sokka tidak tahu namanya:)"][/caption] [caption id="attachment_105278" align="aligncenter" width="300" caption="sama Kakak membuat kerajinan yang dicat warna-warni"][/caption] Dan sejauh apapun mereka pergi jalan-jalan....jiahhaha....ke gunung juga kembalinya hihihi. [caption id="attachment_105281" align="aligncenter" width="300" caption="sadar kamera..."][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H